Tuesday, February 14, 2023

Efek "Saya sudah tahu".

Salah satu hal yang paling menjengkelkan dalam mentoring anak remaja adalah pada saat menerima tanggapan "Sudah tahu, Ms". Namun, setelah itu saya menyaksikan siswa itu masih melakukan kesalahan yang sama.

Ada rasa ingin melampiaskan kemarahan, tetapi "pause" - refleksi saya sendiri sebagai orang dewasa, pun masih sering melakukan hal yang sama. Baik terhadap teman/kolega, senior saya, atasan bahkan orang tua sendiri.

Setelah saya renungkan sebenarnya efek tanggapan "saya sudah tahu" itu lebih banyak merugikan daripada manfaatnya. Dengan mengakui sudah mengetahui sesuatu, secara tidak langsung memerintahkan otak kita untuk tidak memperhatikan hal tersebut. Padahal sebenarnya, mungkin yang kita ketahui hanya parsial.

Dikarenakan otak diperintahkan untuk tidak memperhatikan, maka kita juga melewati informasi yang sedang ditransferkan, sehingga walaupun kita disana mendengarkan namun tidak tertanam dalam memori kita.

Hal itu juga menjadi penyebab, si pemberi informasi mengatakan, "saya sudah info koq" atau "sudah diajarkan koq". Tetapi si pendengar tidak pernah ingat dan masih melakukan kesalahan.

Setelah melewati berbagai pembelajaran, saya melatih diri untuk "be present" dan fokus pada hal yang sedang terjadi di depan saya - hal tersebut selain untuk menghargai orang yang berhadapan dengan saya, dan juga supaya tidak terjadi "Misinformation Effect".

Ketika berinteraksi dengan orang lain, Hal apa yang paling menjengkelkan buat Anda?

PS: Mentoring at Beacon Light Community School as part of my ministry to the community.

No comments: