Friday, February 23, 2007

Renungan mengenai sangkar burung.

I got this from a milist, maybe some of you have read it before. However, I thought it is nice for a reminder. Hope you get the essence of the stor-e... Here it goes...

Suatu masa, ada seorang pria bernama George Thomas, seorang pastur di sebuah kota kecil di New England. Pada suatu Minggu pagi, hari Paskah, ia tiba di gereja dengan membawa sangkar burung yg sudah karatan dan penyok-penyok, dan meletakannya di altar. Orang-orang pada keheranan dan, seolah-olah menangkap rasa penasaran orang-orang, Pastur Thomas mulai bicara...."

Saya sedang berjalan-jalan sekeliling kota kemarindan melihat seorang anak laki-laki berjalan mendekati saya sambilmengayun-ayunkan sangkar burung ini. Di dasar sangkar ada tiga burung kecil dan liar,menggigil karena kedinginan dan ketakutan. Saya stop anak laki-laki itu dan saya tanyakan,"Ada apa di sangkar itu, nak ?" "Hanya beberapa burung biasa" jawabnya. "Apa yg akan kau lakukan pada mereka ?" tanya saya. "Bawa pulang ke rumah dan menggoda mereka," jawabnya. "Saya akan menggoda mereka dan mencabuti bulu-bulu mereka supaya mereka saling berkelahi. Saya pasti akan menikmati saat itu". "Tapi kamu nanti akan jadi bosan dengan burung-burung itu cepat atau lambat. Lantas apa yang akan kamu kerjakan ?" "Oh, saya kan punya beberapa kucing," kata anak laki-laki itu". Mereka senang burung. Saya akan berikan burung-burung ini pada kucing-Kucing itu". Pastur terdiam untuk beberapa saat. "Berapa yang kamu inginkan untuk burung-burung itu, nak ?" "Huh? Mengapa, Anda tidak mungkin menginginkan burung-burung inikan, Pak. Mereka hanyalah burung biasa. Mereka tidak bisa bersiul merdu. Mereka bahkan tidak menarik !" "Berapa ?" Tanya pastur lagi. Si anak laki-laki itu mengukur kemampuan si pastur dan menilai si pastur mungkin gila, dan menjawab, "$10?" Pastur mengambil dari kantungnya dan mengeluarkan selembar uang kertas sepuluh dollar. Ia taruh di tangan anak laki-laki itu! Dalam sekejap, anak laki-laki itu pun menghilang.Si pastur memungut sangkar tersebut dan dengan lembut membawanya Ke ujung gang dimana ada sebuah pohon dan tempat yang berumput. Sambil meletakkan sangkar itu, ia membuka pintunya, dan dengan mengetuk jeruji sangkar pelan-pelan membujuk burung-burung itu keluar. Dan, itu tadi menjelaskan mengapa sangkar burung yang kosong ini di atas altar ini, lalu pastur mulai menceritakan cerita ini.

Suatu hari Iblis dan TUHAN sedang bercakap-cakap. Iblis baru saja datang dari Taman Firdaus, dan ia nampak rakus dan sedang membual. "Ya, tuan, saya baru saja melihat dunia penuh dengan orang-orang di bawah sana. Saya pasang perangkap, gunakan umpan yang saya tahu pasti mereka tak akan bisa menolak. Kenalah mereka semua!""Apa yg akan kau lakukan terhadap mereka ?" tanya TUHAN. Iblis menjawab, "Oh, saya akan bersenang-senang! Saya akan ajarkan mereka bagaimana kawin dan cerai, bagaimana saling membenci dan menganiaya satu sama lain, bagaimana saling minum-minum dan merokok dan menghujat. Saya akan ajarkan mereka bagaimana membuat senjata dan bom dan saling membunuh satu sama lain. Saya akan benar-benar senang!" "Dan apa yang akan kau lakukan terhadap mereka setelah engkau selesai dengan itu semua ?" tanya TUHAN. "Oh, saya akan bunuh mereka," Iblis menatap dengan bangga. "Berapa yang kau inginkan untuk mereka ?" tanya TUHAN. "Oh, kau tidak mungkin menginginkan orang-orang itu. Mereka tidaklah baik. Mengapa, kau ambil mereka dan mereka hanya akan membencimu. Mereka akan meludahimu, menghujatmu dan membunuhmu. Kau tidak mau orang-orang ini!" "Berapa ? Ia bertanya lagi. Iblis menatap TUHAN danmenyeringai, "Semua darah, airmata, dan jiwamu". TUHAN berkata, "Baiklah !" Lalu Ia membayar harganya, dengan darah, airmata dan jiwaNYA Pastur memungut sangkar tersebut. Ia membuka pintunya dan ia melangkah dari mimbar.

John 10:11 "I (Jesus) am the good shepherd. The good shepherd lays down his life for the sheep.

Wednesday, February 07, 2007

Where after death?

During the year end holiday, I visited my friend, Yenny, in Singapore. Yenny is the one who lost her fiance in an accident last year. Initially my visit purpose are to refresh/clean up my mind from a messy thought and get away from my routine. My visit was only three days, because I thought it's enough time to explore for a small country like Singapore, moreover I've been there before.

On the first day it was enjoyable, then come to a point that where Both Yenny and I sat at a restaurant having lunch, just she and me. After some conversation, finally she admitted that sometimes she still couldn't let go the incident.. and wonder where does he go to ? heaven or the opposite. She told me that she've already asked some of her friends (catholic believe), all of them answered her with don't know answer. (note: both yenny and her ex are budhist). This question was struck me.. and a bit confuse to answer her. I came to a dillema, what should I say.. If I answered that I don't know either, it means I failed to testify I as a Christian.. but if I answered going to hell, then it makes her sad, and felt Christianity is unfair, because in her perspective her fiance never did anything wrong that deserve him for going to hell. Instead of giving a direct answer, I finally explained her about what is Christian all about ? Why Jesus came to the world and died on the cross.. and People does not judge by deeds but by faith to Jesus Christ.. I don't know whether she understood what I was talking about, and just pray in my heart that she could digest my explanantion. At the end of the conversation, I said, that I am going to ask my pastor in the church for giving a direct answer, which I actually knew the answer. Then before I came back from Singapore, I had a chance to pray with her.. Initially she seemed hesitate to pray with me, because she don't know how to pray. Then I persuaded her that she didn't need a training or course in order to pray..

When I had come back, I consulted with an evangelist in our church, her statement slapped me, said I shouldn't doubt to give an answer for Yenny's question, if that is the truth.. the statement made me think, that I was only given a simple question, but failed to answer it.. how about if I was in a harder situation where I have to choose between my faith or career, partner or even die. This experience had give me a warning that I had to grow stronger not lukewarm in my faith.

Rev 3:16 - "So because you are luke warm - neither hot nor cold - I am about to spit you out of my mouth"