Thursday, September 29, 2022

Failure or just Falling?

Hati-hati dengan istilah Kegagalan (failure). Kekeliruan pengunaan istilah Kegagalan ini seperti kata "Kanker".

Ada kanker paru yang memiliki level stadium Vs ada jenis kanker yang hanya memiliki setitik melanoma dengan kemungkinan 99% bisa disembuhkan.

Permasalahannya kedua kasus ini disebut dengan "Kanker", walaupun memiliki level kefatalan yang berbeda.

Begitu juga istilah Kegagalan, terkadang itu hanya bersifat kejatuhan yang bisa dengan cepat bangkit kembali, dan tidak berefek fatal. (Terkecuali Anda ingin berada di sana terus).

Kebanyakan kasus yang kita lalui adalah kejatuhan (falling), bukan kegagalan (failure).

Seperti nilai ujian yang jatuh, tidak lulus ujian masuk perguruan tinggi, tidak lolos interview pekerjaan, tidak berhasil menjual pada seorang nasabah.

Dan semua itu hanya bersifat kejatuhan sementara dan bisa diperbaiki.

Oleh karena itu hati-hati dengan pemakaian istilah karena itu mempengaruhi pola pikir (mindset).

Jadi kondisinya Falling atau Failure?

“Be like a dandelion. Whenever they fall apart, they start again. Have hope.”

Inspired by Simon Sinek - Author.

Wednesday, September 28, 2022

What's it All About?

It's not about Winning or Losing - but it is about not Giving Up. If you have a dream, fight for it. There is a discipline for passion.

It's not about how many times you get rejected, fall down or beaten up. It's about how many times you stand up and brave to keep ongoing.
-------------------------
Ini bukan tentang menang atau kalah - tetapi ini adalah mengenai tidak menyerah. Jika kamu memiliki Impian, berjuanglah untuk mencapainya. Ada disiplin untuk suatu tekad.

Ini bukan tentang berapa kali kamu ditolak, jatuh atau dikalahkan. Ini adalah tentang berapa kali berdiri kembali dan dengan berani untuk melanjutkannya.

PS: "If you do what is easy your life will be hard. But if you do what is hard your life will be easy." - Les Brown.

Monday, September 19, 2022

Tahukah Anda mengeluh dapat membahayakan kesehatan?

Berhentilah mengeluh. Pada kenyataannya tidak ada seorang pun senang mendengar keluhan.

Menurut penelitian dari Universitas Stanford, Mengeluh Setengah jam setiap hari secara fisik dapat merusak otak seseorang. Baik Anda yang mengeluh atau yang mendengar keluhan, paparan negatif tersebut mengikis Neuron pada Hippocampus - bagian otak yang digunakan untuk pemecahan masalah dan fungsi kognitif.

Seiring waktu, mengeluh menjadi kebiasaan. Jika Anda dikelilingi oleh pengeluh, kemungkinan besar Anda akan menjadi pengeluh.

Bukannya tidak boleh mengeluh, tetapi kebanyakan dari masyarakat kita mengeluh dengan tidak efektif. Contoh: Penelitian menemukan bahwa 95% konsumer yang memiliki masalah dengan suatu produk tidak membuat keluhan ditujukan pada perusahaan produsen, tetapi mereka akan menceritakannya pengalaman buruk itu pada 8 sampai 16 orang lainnya.

Hal tersebut tidak produktif karena keluhan tersebut tidak ditujukan pada orang yang dapat menyelesaikan masalah. Mengeluh juga akan membanjiri aliran darah dengan kortisol (hormon stress).

Jadi bagaimana mengeluh yang produktif?
1. Keluhan harus punya tujuan apa yang akan disampaikan.
2. Lakukan dengan diawali dan diakhiri dengan pernyataan positif.
3. Pertimbangkan siapa pendengarnya.
4. Gunakan sosial media dengan bijak.
5. Let it Go, dari pada merusak kesehatan mental Anda.

"Say something positive, and you'll see something positive" - Jim Thompson.

Monday, September 12, 2022

Kamu akan merasakan pada apa yang kamu fokuskan.

Pernah ngga ketika kamu sedang duduk, tiba-tiba kamu melihat kakimu memar? Lalu mulai merasakan sakitnya.

Padahal sebelumnya kamu sedang sibuk mengerjakan sesuatu, seakan tidak merasakan sakitnya atau bahkan tidak ingat kapan kaki itu terpentok sebelumnya.

Begitulah cara kerja otak kita, baru akan merasakan jika kita berfokus pada hal tersebut.

Ketika ada hal yang tidak kita sukai atau ada yang menghalangi dalam kita mengerjakan sesuatu, terkadang kita cenderung untuk mengeluh.

Jika kita fokuskan pada halangan itu, maka kita akan mulai merasakan ketidakenakan tersebut, mulai merambah pada perasaan, lalu berhenti melanjutkan aktivitas.

Bukannya tidak boleh mengeluh, tapi harus dilihat dari kadar apa yang menghalangi kita.

Jika itu hanya hal trivia seperti pada saat kita sedang sibuk bekerja, namun hanya kaki terpentok, kita akan terus dengan kesibukan kita, dan akhirnya bisa menyelesaikan tugas kita.

Jika kita mengeluh maka kita akan kehilangan fokus, pekerjaan tidak selesai, dan yang rugi adalah kita sendiri.

Jadi apa yang menjadi fokus Anda? 😉

Friday, September 02, 2022

Belajar Hal Baru, siapa takut?

Terkadang kita mengkaitkan kata belajar itu hanya pada keterampilan atau pengetahuan yang berhubungan dengan profesi.

Padahal belajar hal baru apapun, walaupun tidak berhubungan dengan kerjaan dapat memberikan kita banyak manfaat.

Hal tersebut dikarenakan pada saat kita belajar sesuatu yang baru, itu membuat pikiran dan tubuh tetap aktif. Ini membantu mendapatkan perspektif dan pengetahuan baru di sekitar kita.

Pengalaman yang baru, melatih otak kita untuk menangani tantangan dan menjaga jalur saraf kita tetap aktif. Jika semua faktor ini bergabung itu yang membuat kita tetap sehat.

Salah satu hal baru yang baru saya geluti tiga bulan terakhir ini adalah Zumba, cardio dalam bentuk Dance.

Sebenarnya saya mengikuti kelas ini sejak tahun lalu, hanya baru-baru ini saya benar mengikutinya dengan intensif. Setelah fasih, saya merasakan perspektif yang berbeda.

1. Gerakan zumba cepat, di awal-awal saya mengikuti kelas ini saya banyak melakukan kesalahan. Setelah diulangi terus, Akhirnya bisa. Making mistakes is normal - if you practice over and over again, you will perfect your skill.

2. Saya termasuk orang yang berkarakter kaku seperti Kanebo kering, namun dengan mengikuti zumba, otak relax, saya pun merasa lebih luwes.

3. Zumba membuka pintu kepada saya untuk komunitas yang baru, berteman yang baru, memberi Network yang baru.

4. Selain itu juga meningkatkan tingkat adaptasi saya terhadap gerakan, untuk menerima diri saya ketika salah, melatih kesabaran, sampai saya menyempurnakan keterampilan ini.

Setelah ini saya menjadi lebih percaya diri untuk menghadapi tantangan hal baru yang berikut untuk mencapai Target saya.

Jadi kapan terakhir Anda belajar hal baru?

"You can learn new things at any time in your life if you're willing to be a beginner. If you actually learn to like being a beginner, the whole world opens up to you". - Barbara Sher