Wednesday, May 25, 2022

Way to be Happy?

Memiliki sifat "Perfeksionis" dulu sering kali membuat saya cenderung sulit untuk memutuskan beberapa hal dalam kehidupan.

Sebagian itu juga karena takut membuat kesalahan. Padahal membuat kesalahan itu biasa, merupakan bagian dari suatu pembelajaran.

Untuk mengatasinya, saya diajarkan Cognitive Behavioural Theraphy (CBT) dalam sebuah konseling.

Metode ini mengajarkan pemikiran logika dapat digunakan untuk mengidentifikasi dan membuang keyakinan palsu yang mengarah pada emosi destruktif.

Emosi destruktif ini dalam jangka waktu yang lama, jika tidak terurai bisa memberikan kontribusi pada gangguan kecemasan dan depresi.

Contohnya: Seseorang memutuskan untuk pindah kerja, lamar kerja, dan akhirnya mendapatkan kerjaan baru.

Sebelum pekerjaan baru itu dimulai, timbul pemikiran seperti:
- Bagaimana jika tidak bisa mengerjakan tugas di tempat yang baru?
- Bagaimana jika atasan kurang bersahabat?
- Bagaimana jika tidak bisa beradaptasi dengan lingkungan baru?

Daftar pertanyaan tersebut bisa terus bertambah, sehingga bisa membuat orang tersebut cemas.

Untuk mengatasinya, menggantikan pertanyaan dengan solusi:
- Jika tidak bisa mengerjakan tugas, maka masih ada waktu tiga bulan masa percobaan untuk belajar.
- Atasan yang kurang bersahabat mungkin karena tugas tidak diselesaikan sesuai standar. Kalau bekerja sesuai standar, Atasan pasti senang.
- Beradaptasi, memiliki waktu tiga bulan untuk mengenal kolega-kolega, membangun relasi melalui makan siang bersama.

Konon Aspek Fundamental tertentu dari CBT teridentifikasi berasal dari Tradisi Filosofi Kuno, khususnya Stoisisme.

Terdapat satu buku Berbahasa Indonesia yang menjelaskan Stoisisme dengan gamblang dan ringan berjudul "Filosofi Teras" - karya Henry Manampiring, penerbit Gramedia.

Buku ini sangat direkomendasikan, jika teman-teman ingin belajar mengendalikan Emosi destruktif - sehingga hidup lebih BAHAGIA.

Saturday, May 14, 2022

"You can't always be perfect".

Itu adalah teguran dari seorang counselor kepada saya dalam sebuah konseling.

Sebagai seorang peserta penerima Beasiswa S2 waktu itu, kami diberikan privilege untuk konseling.

Konseling tersebut untuk membantu kami bisa menetap di Sydney dan beradaptasi di perkuliahan dengan baik.

Dua bulan setelah perkuliahan, saya mendapatkan jadwal konseling. Dikarenakan saya merasa kesulitan dengan satu mata kuliah wajib di Faculty Economics & Commerce, yakni Accounting saya langsung curhat.

"What score did you get in the Mid Semester?" - tanya si counselor. "I got 75 for the subject" - jawab saya.

Ibu counselor hanya tersenyum dan berkata, "That's a very good score, what did you expect?".

Sebagai seorang perfeksionis saya punya standar atas nilai yang harus saya capai.

Namun saya lupa, dengan background pendidikan S1 - Sistem Informasi, tentu saja Accounting adalah hal baru buat saya.

Jawaban selanjutnya dari Ibu Counselor, "Definitely you don't have any problems with your academic. You can't always be perfect, you just need to make progress".

Bertarget untuk mencapai suatu kesempurnaan itu baik, tetapi jangan sampai itu membuat kita tidak bisa menerima kesalahan ataupun menghindari pembelajaran.

Hal tersebut juga kadang bisa mendatangkan stress, karena tidak bisa menerima kelemahan diri kita sendiri.

Memang tidak mudah bagi saya untuk merubah mindset, belajar untuk menerima ketidaksempurnaan, menerima bahwa tidak ada kata gagal, yang ada hanyalah pembelajaran - artinya saya harus coba sekali lagi.

You try, you fail.
You try, you fail.
The real failure is when you stop trying!

PS: In the light of May - Mental Awareness Month.

Wednesday, May 11, 2022

Kegunaan Hewan Peliharaan.

Hewan peliharaan bisa sangat membantu mengurangi Tingkat Stress, serta meningkatkan Hormon Oxytocin.

Hormon ini juga dikenal dengan Hormon Cinta, sehingga kita punya perasaan cinta, kasih sayang, emosi yang baik, dan keterikatan antar manusia.

Berikut beberapa cara hewan peliharaan membantu kesehatan mental Anda:

1. Hewan peliharaan dapat membantu meningkatkan produktivitas, di mana pun Anda bekerja. Ketika seekor anjing bergabung dalam pertemuan virtual, anggota kelompok memberi peringkat yang lebih tinggi kepada rekan satu timnya dalam hal kepercayaan, kohesi tim, dan persahabatan.

2. Hewan peliharaan membantu mengelola kecemasan. Sekarang lebih dari sebelumnya, banyak orang merasa cemas atau berjuang dengan kesehatan mental. Hewan peliharaan memberikan persahabatan dan dukungan.

3. Hewan peliharaan dapat membantu Anda menjadi lebih aktif. Mereka memberi Anda alasan untuk keluar, mencari udara segar dan aktif, yang terbukti meningkatkan mood, tidur, dan kesehatan mental Anda.

4. Hewan peliharaan memberikan rasa kebersamaan. Ikatan dengan hewan peliharaan membantu Anda untuk tidak merasa sendirian. Ketika pemilik melihat, menyentuh, mendengar, atau berbicara dengan hewan pendamping mereka, itu membawa rasa niat baik, kegembiraan, pengasuhan, dan kebahagiaan.

Source: www.heart.org

PS: saya yang tidak pernah suka dengan hewan peliharaan, sekarang jadi suka anjing.