Tuesday, July 26, 2022

Mengatasi Distorsi Kognitif.

"Wuah nasib gua sial melulu nih".

"Ah karena saya Introvert ya, jadi tidak punya banyak teman?".

"Dia sebel sama gua kali ya, makanya dia tidak mengangkat telpon saya".

Ini adalah beberapa contoh Distorsi Kognitif: pola pikir yang berasumsi secara tidak akurat, umumnya ke arah negatif.

Singkatnya ini adalah kebiasaan berpikir yang keliru. Ketika seseorang mengalami Distorsi Kognitif, dia akan mengartikan secara prasangka negatif.

Umumnya kita semua pernah mengalami Distorsi Kognitif dari waktu ke waktu. Namun, jika terjadi terus menerus bisa meningkatkan kegelisahan, depresi mendalam, kesulitan dalam menjalin hubungan dan lainnya.

Mengapa bisa mengalami Distorsi Kognitif? Para ahli menduga bahwa ini adalah salah satu cara orang untuk mengatasi suatu kejadian yang tidak sesuai dengan keinginannya.

Semakin besar pengaruh dan berkepanjangan kejadian tersebut maka semakin banyak Distorsi Kognitif yang terbentuk dalam memorynya.

Lalu bagaimana mengatasinya? Salah satu caranya adalah membungkus ulang situasi dengan lebih rasional. Misal: Terjatuh - mengapa bisa terjatuh? Bukan Sial, tetapi karena jalan terburu-buru - Ok lain kali saya harus hati-hati.

Teman saya sedikit - bukan karena introvert, tetapi selalu diam. Ok, mulai saat ini saya akan mencoba tersenyum ramah dan menyapa orang.

Telepon tidak diangkat, bisa banyak sebabnya, mungkin dia sedang nyetir, sedang sibuk, tidak kedengeran bunyi dering. Baik, saya akan telepon lagi lain waktu.

Semoga dengan sedikit penjelasannya ini bisa membuka Mindset teman-teman untuk berpikir secara rasional dan tidak langsung berasumsi negatif dalam menghadapi suatu kejadian yang tidak menyenangkan.

Jangan Lupa Bahagia! 😉😉😉

Friday, July 22, 2022

Salah satu cara mengurangi Stress?

Ada seorang teman nanya, "Koq bisa sih lue nulis-nulis gitu?. Emang dari dulu lue hobby nulis?".

Sebenarnya kalau mau jujur menulis adalah hal yang paling saya takuti pada waktu sekolah dulu.

Terutama pada saat pelajaran Bahasa Indonesia, diberi tugas mengarang, bisa langsung keringet dingin.

Sebenarnya apakah menulis itu adalah hal yang sulit?

Kadang kala kita terlalu cepat memutuskan, "saya tidak suka itu", "ini bukan hobby saya", atau "ah itu bukan gua banget deh" - padahal kita belum mencobanya.

Jika ditelaah, menulis itu adalah salah satu output dari pemikiran atau isi hati kita. Secara logika jika ingin ada Output, tentu harus ada Input.

Jadi supaya punya tema atau topik yang hendak ditulis, tentu kita harus mengisi diri dengan pengetahuan umum - current issues, melalui pengalaman pribadi, baca buku, nonton berita, film, atau channel sosial media dan lain-lain.

Dan suatu ketika saya pernah disarankan untuk menulis di suatu sesi terapi yang saya jalani waktu itu.

Ternyata menulis adalah cara yang efektif buat saya untuk meringankan beban dalam pikiran hehe.. Lalu kebiasaan menulis juga bisa memberi hal positif kepada yang lain.

Tentu saja kita semua diciptakan dengan segala keunikan dan kelebihan yang berbeda, kenali dan pakai sumber itu untuk meningkatkan efektivitas diri Anda.

Saya percaya teman-teman juga punya banyak cara lain atau hobby untuk merenggangkan beban pikiran. Ya milikilah Hobby itu juga merupakan suatu cara untuk membuat hidup lebih bahagia. 😉

Tuesday, July 19, 2022

Renungan di Tengah Tahun.

Umumnya orang sering menetapkan resolusi atau target di awal tahun.

Namun, yang sering terjadi adalah hanya beberapa atau sebagian kecil dari target itu yang tercapai di akhir tahun.

Mungkin terkadang kita sendiri bingung mengapa ini terjadi? atau kita sudah memprediksi ini akan terjadi, karena keadaan yang begitu sulit.

Ternyata inilah jawaban yang ditemukan dalam potongan buku ini (Baca: Atomic Habit, James Clear). Bahwa itu semata karena kita punya Target tapi tidak punya Sistem untuk mencapainya.

Misal: Target ingin menurunkan berat badan 20 Kg di Tahun ini, tetapi tidak merancang sistem untuk mencapai itu.

Sistem itu seperti bagaimana cara atau jalan untuk mencapai Target tersebut.

Jika dilanjutkan lagi dari contoh target diatas, maka harus dibuat jadwal:
- makan dan tipe makanannnya
- olah raga, durasi dan frekuensi
- istirahat dan tidur serta durasinya

Selain itu harus ada "pengawas" yang membuat sistem itu pasti akan dijalankan.

Diprediksi walau tidak punya Target, namun punya sistem yang berjalan itu justru tetap bisa membuat orang sampai pada Tujuannya.

Friday, July 08, 2022

Kekuatan Kebiasaan.

Ini adalah matematika tentang kebiasaan (habit).

Suatu kebiasaan adalah bunga majemuk (compound interest) dalam hal perbaikan diri.

Sama halnya dengan Uang yang berkembang berlipat-lipat karena bunga majemuk, pengaruh kebiasaan menjadi berlipat-lipat sewaktu kita mengulang kebiasaan itu.

Perubahan yang dihasilkan pada suatu hari tertentu mungkin terkesan kecil, contoh olah raga 30 menit sehari, tidak langsung membuat timbangan jadi turun 10kg.

Hal yang sama juga terjadi pada kebiasaan buruk, misal makan junk food sehari tidak akan membuat timbangan langsung naik.

Sehingga terkadang membuat kita tidak peduli dengan kebiasaan kecil itu.

Tapi dampak yang terjadi setelah berbulan-bulan dan bertahun-tahun kemudian bisa dahsyat.

Ketika kita melihat ke belakang dua, lima atau barangkali 10 tahun kemudian, nilai kebiasaan yang baik dan kerugian akibat kebiasaan buruk menjadi Luar Biasa.
Source: Atomic Habits by James Clear.

Tuesday, July 05, 2022

Kesempatan kedua.

Hari itu adalah hari ulang tahun saya (sepuluh tahun yang lalu). Saya sengaja mengambil satu hari cuti untuk melakukan medical check up.

Saya menjalani beberapa pemeriksaan dan yang terakhir adalah pemeriksaan Radiologi. Dokter mengatakan ada indikasi abnormal di bagian uterus, lalu menyarankan untuk menemui Dokter Internis.

Dokter Internis mengatakan hal yang sama, lalu menyarankan menemui Dokter Obsgyn. Setelah melakukan pemeriksaan Dokter Obsgyn juga tidak memastikan, lalu menyarankan untuk dilakukan test CA Marker.

Hasilnya baru bisa diketahui keesokan harinya. Hari itu selesai dan pulang ke rumah jam 15.00.

Sepanjang sisa hari itu saya hanya diam dan tidak bercerita pada siapapun.

Banyak hal yang berkecamuk di dalam pikiran saya, seperti:
"Bagaimana jika hasil pemeriksaan menyatakan penyakit mematikan itu?"
"Bagaimana jika waktu saya hanya tinggal 3 bulan?"
"Apa yang sudah pernah saya kerjakan dan kontribusikan kepada keluarga ataupun lainnya?"

Jawaban yang terus berputar dalam pikiran saya adalah hanya kerja, hampir 2/3 waktu sehari dihabiskan di kantor. Bahkan terkadang jika kondisi mendesak, di rumah pun masih bekerja.

Sebagian besar permasalahan yang diselesaikan, hanya berhubungan untuk diri sendiri. Semalaman saya tidak bisa tidur.

Besok paginya saya mengirimkan SMS kepada Dokter Obsgyn, dan hasilnya adalah negatif. Indikasi yang dikatakan ternyata bukan sesuatu yang serius.

Rasanya lega, namun pertanyaan yang saya pikirkan semalaman terus berputar dalam pikiran saya.

Sejak saat itu juga, saya memutuskan untuk merubah arah tujuan hidup dan karir saya.

Jika Anda diberikan kesempatan kedua, apa yang akan Anda ubah?