Thursday, February 23, 2023

Bagaimana menghadapi Era Artificial Intelligent (AI)?

Perkembangan AI (Artificial Inteligent) dan Viralnya kemampuan ChatGPT yang luar biasa, ada sebagian orang yang merasa khawatir.

Khawatir bahwa ada pekerjaan yang tergantikan oleh Robot/Mesin. Mungkin seperti film Terminator, Rise of the Machines - Para Robot berbalik memberontak terhadap manusia.

Kekhawatiran itu Normal. Namun, harus disadari bahwa kita masih dalam Bisnis yang berhubungan dengan manusia - walaupun AI bisa mengambil alih banyak pekerjaan analisis dan pekerjaan otomatisasi.

Menurut penelitian yang dilakukan oleh Institusi Riset Stanford, Uang yang Anda hasilkan ditentukan hanya 12,5% oleh pengetahuan dan 87,5% oleh kemampuan Anda untuk berurusan dengan orang lain.

Jadi menurut Eric Feng, seorang pembicara, penulis, Sales Strategist Coach, Jika ingin mempertahankan pekerjaan atau mendapat pekerjaan yang berpendapatan tinggi 8 skill ini yang harus dimiliki:

- Mampu Terhubung dengan orang secara emosi
- Punya Selera humor yang membantu orang bahagia
- Memiliki kesadaran akan konteks budaya dan sosial
- Mampu membaca pikiran, perasaan, dan kebutuhan
- Mampu mempengaruhi orang dengan cara berpikir Anda
- Mampu bicara dengan singkat, jelas dan menyakinkan
- Mampu Memotivasi dan membantu orang untuk tetap positif
- Kuat dalam mengelola orang yang sulit

No. 1 - 4 membantu orang berhubungan dengan orang lain.
Keempat berikutnya menolong Anda untuk memimpin orang lain.

Jadi masih khawatir dengan kemampuan AI? Jangan ya, Mari fokuskan untuk meningkatkan kemampuan Diri terutama dalam hal People Skill.

Tuesday, February 14, 2023

Efek "Saya sudah tahu".

Salah satu hal yang paling menjengkelkan dalam mentoring anak remaja adalah pada saat menerima tanggapan "Sudah tahu, Ms". Namun, setelah itu saya menyaksikan siswa itu masih melakukan kesalahan yang sama.

Ada rasa ingin melampiaskan kemarahan, tetapi "pause" - refleksi saya sendiri sebagai orang dewasa, pun masih sering melakukan hal yang sama. Baik terhadap teman/kolega, senior saya, atasan bahkan orang tua sendiri.

Setelah saya renungkan sebenarnya efek tanggapan "saya sudah tahu" itu lebih banyak merugikan daripada manfaatnya. Dengan mengakui sudah mengetahui sesuatu, secara tidak langsung memerintahkan otak kita untuk tidak memperhatikan hal tersebut. Padahal sebenarnya, mungkin yang kita ketahui hanya parsial.

Dikarenakan otak diperintahkan untuk tidak memperhatikan, maka kita juga melewati informasi yang sedang ditransferkan, sehingga walaupun kita disana mendengarkan namun tidak tertanam dalam memori kita.

Hal itu juga menjadi penyebab, si pemberi informasi mengatakan, "saya sudah info koq" atau "sudah diajarkan koq". Tetapi si pendengar tidak pernah ingat dan masih melakukan kesalahan.

Setelah melewati berbagai pembelajaran, saya melatih diri untuk "be present" dan fokus pada hal yang sedang terjadi di depan saya - hal tersebut selain untuk menghargai orang yang berhadapan dengan saya, dan juga supaya tidak terjadi "Misinformation Effect".

Ketika berinteraksi dengan orang lain, Hal apa yang paling menjengkelkan buat Anda?

PS: Mentoring at Beacon Light Community School as part of my ministry to the community.

Monday, February 13, 2023

Hidup bukan seperti Sosial Media.

Akhir pekan kemaren diberi kesempatan untuk mengunjungi fasilitas Kampus Almamater di Alam Sutera. Salah satu fasilitas yang kami datangi adalah ruang fotografi.

Kami mencoba seolah menjadi model dan berpose. Banyak foto yang kami buat namun hanya yang paling bagus yang dipilih untuk dipublikasikan, baik di sosial media seperti Instagram dan YouTube.

Bukankah itu yang sering terjadi di dalam kehidupan? Kita sering melihat pencapaian-pencapaian orang lain, seolah mereka dilahirkan langsung begitu beruntung.

Pada kenyataannya seperti foto yang terbaik yang diposting publikasikan itu adalah hasil seleksi mungkin dari 50 atau ratusan foto.

Banyak hal yang tidak terlihat oleh orang lain seperti, banyaknya jam latihan/usaha, kelelahan, keringat dan tangisan yang bercucuran dalam perjuangan meraih pencapaian itu.

Tidak ada pencapaian tanpa usaha! - No pain No Gain. Semua juga bisa mencapai jika ada usaha yang tepat. 😉

Friday, February 10, 2023

Know how to react.

Dalam suatu seminar yang saya ikuti, memaparkan suatu konsep bagian otak untuk menjelaskan mengenai perilaku seseorang yang disebut "Triune Brain" Model oleh Paul D. MacLean.

Dijelaskan bahwa otak manusia terdiri dari 3 bagian besar:
1. Neo Cortex (Thinking Layer)
2. Limbic System (Emotional Layer)
3. Reptilian Complex (Primitive Layer)

Yang masing-masing bagian ini memiliki fungsinya:
Bagian pertama Neo Cortex yang diberi istilah Human Brain (Otak Manusia), bertugas untuk berpikir secara logika, memecahkan masalah sulit, berimajinasi juga memiliki kemampuan untuk mencari tahu apa yang dipikirkan orang lain.

Kedua Limbic system bertanggung jawab atas emosi, memori dan kebiasaan - hal ini juga mengizinkan manusia untuk belajar dari pengalaman dan mengantisipasi bahaya.

Yang terakhir Reptilian complex, adalah bagian otak yang paling sederhana, me-sinyalkan gerakan reflek (tanpa pikir) jika ada bahaya.

Dengan mengetahui ini sebagai pribadi, diharapkan dalam menyadari dan menguasai dalam mengaktifkan fungsi bagian yang mana, sehingga efektif dalam menghadapi suatu situasi.

Saya jadi menyadari bahwa kita dapat memilih reaksi, ketika pendapat ditolak, atau terjadi hal yang tidak menyenangkan, asal kita memberi "pause" beberapa detik sebelum bereaksi.

Lebih lanjut ada juga hal-hal kita memang harus bereaksi dengan cepat tanpa mikir, kalau dalam menghadapi suatu bahaya, misal tangan tersentuh panci panas, ya jelas harus langsung menghindar.

Dan kesadaran itu memberi keuntungan untuk tidak salah memilih reaksi yang pada akhirnya hanya merugikan kita sendiri.

"A moment of patience in a moment of anger saves your a hundred moment of regrets". - Anon.

Wednesday, February 01, 2023

Kekuatan Fokus.

Studi sains menunjukkan bahwa Imajinasi dan Memori menggunakan jaringan otak yang sama. Oleh sebab itu sesuatu yang kita fokuskan dan imajinasikan bisa dianggap sebagai memori dan realita oleh otak kita.

Jadi tidak peduli sesuatu itu benar atau tidak, keduanya bisa benar saat kita benar-benar fokus dan mengimajinasikannya!Ini sesuatu yang bisa menyenangkan kalau kita fokuskan ke hal-hal yang membahagiakan dan juga berlaku sebaliknya jika kita fokuskan padahal yang mengerikan!

Jatuh cinta adalah sebuah contoh mengenai kekuatan fokus. Pernah jatuh cinta? kalau ya, tentu Anda juga merasa bahwa semua hal yang Anda ketahui mengenai orang tersebut adalah baik. Bahkan apabila Anda tahu ada hal yang kurang atau tidak baik pun Anda akan abaikan dan anggap tidak pernah ada.

Lebih jauh lagi, mungkin Anda akan mengabaikan siapapun yang mencoba mengatakan kepada Anda betapa tidak baiknya orang tersebut. Anda mungkin terheran bahwa ada orang yang mengatakan itu, Anda bahkan akan melawan teman, ribut dengan anggota keluarga, tinggalkan pekerjaan dan lain-lain demi untuk mewujudkan secara fisik cinta Anda ini.

Kalau Anda pernah mengalaminya, Anda akan menyadari betapa hebat kekuatan FOKUS ini. Pernahkah Anda bayangkan betapa luar biasanya jika fokus seperti ini diterapkan dalam mencapai Cita-cita atau Pencapaian pekerjaan? Saat apapun yang menghalangi tidak lagi dianggap sebagai halangan, yang ada dipikiran Anda hanyalah mewujudkan cita-cita tersebut. Jadi apa yang akan Anda FOKUS kan?

"FOKUS menentukan apa yang akan kita lihat, dengar dan rasakan. FOKUS yang mengarahkan dan membentuk Realitas kita". - Hingdranata Nikolay.