Pernah mencari sesuatu di atas meja, dan Anda tidak berhasil menemukannya, sementara tiba-tiba seorang masuk ke ruangan dan dengan mudah menemukannya?
Milton Erickson, salah satu ahli di bidang hipnosis, pernah didatangi seorang ibu yang bertanya apakah jerawat bisa disembuhkan dengan hipnosis, karena semua obat dan dokter kulit yang bisa ditemui sudah dicoba, namum jerawat anaknya tetap bertumbuh begitu banyak.
Di zamannya, obat jerawat dan teknologi tidak secanggih dan tersedia seperti sekarang. Karena Ibu dan Anaknya tersebut hendak bepergian untuk berlibur musim dingin, Erickson hanya berpesan untuk tidak membawa cermin dalam bentuk apapun. Bahkan saat sampai dihotel, mereka diminta agar menyingkirkan semua cermin yang ada. Cermin kecil di tas make up untuk Ibunya pun tidak boleh dibawa.
Ibu dan Anaknya pun menikmati ski di pegunungan dan menuruti saran Erickson, untuk menyingkirkan semua cermin. Beberapa minggu, setelah kembali dari liburan, Erickson menerima kabar dari sang ibu bahwa jerawat-jerawat baru anaknya sudah berhenti bertumbuh.
Prinsipnya sederhana. Apa yang Anda fokuskan di pikiran atau dunia internal Anda, bertumbuh. Apa yang Anda fokuskan, berkembang. Fokus Anda mempengaruhi tubuh dan pikiran Anda. Apa yang Anda fokuskan di pikiran bermanifestasi secara fisik di dunia Realitas Anda, entah diinginkan atau tidak.
Jadi pilih dengan bijak apa yang akan Anda fokuskan?
PS: dikutip dari buku "Be Happy Get What You Want" - Hingdranata Nikolay.
Wednesday, July 26, 2023
Sunday, July 16, 2023
Filosofi Secangkir Kopi.
Jika Anda memegang secangkir kopi, tiba-tiba ada yang lewat dan menabrakmu atau tidak sengaja menyentuh lenganmu, dan hal itu membuatmu menumpahkan kopi dimana-mana.
Pertanyaan: Kenapa Anda menumpahkan kopi? Jawaban: Tentu saja karena ada yang menabrakku.
Jawaban itu : SALAH.
Anda menumpahkan kopi karena cangkirmu berisi kopi.
Seandainya cangkirmu berisi teh, maka Anda akan menumpahkan teh.
"Apapun yang ada di dalam cangkir, itulah yang akan tumpah keluar."
Cangkir itu ibarat pikiran.
Ketika keadaan tidak baik datang menabrakmu dan mengguncangmu, apapun yang ada di dalam pikiranmu lah yang akan keluar.
Pertanyaannya sekarang: "Apakah yang ada di dalam cangkirmu?"
Ketika ada sesuatu yang mengguncang hidupmu, apa yang akan kamu tumpahkan?
Kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan, kelemahlembutan, penguasaan diri, atau kemarahan, kepahitan, makian bahkan kutukan yang keluar dari pikiran dan mulutmu.
"Kamu sendiri yang tentukan".
Isilah cangkirmu dengan cinta kasih.
Ketika sesuatu yang tidak baik menabrak dan mengguncangmu maka cinta kasih yang akan tumpah keluar dari pikiranmu.
Jadilah pribadi yang dipenuhi cinta kasih.
Bukan lagi menjadi pribadi yang selalu menyalahkan orang lain atau faktor lain yang tidak baik. Tapi perbaiki apa yang seharusnya ada di dalammu.
Ingatlah apapun yang mengguncangmu bukan faktor dari luar yang menentukan hari-harimu tapi responmu dan reaksimulah yang menentukan. ☕
Have a blessed day, be a meaningful life.🙏
PS: Tulisan di atas adalah pesan yang dibagikan oleh seorang teman.
Pertanyaan: Kenapa Anda menumpahkan kopi? Jawaban: Tentu saja karena ada yang menabrakku.
Jawaban itu : SALAH.
Anda menumpahkan kopi karena cangkirmu berisi kopi.
Seandainya cangkirmu berisi teh, maka Anda akan menumpahkan teh.
"Apapun yang ada di dalam cangkir, itulah yang akan tumpah keluar."
Cangkir itu ibarat pikiran.
Ketika keadaan tidak baik datang menabrakmu dan mengguncangmu, apapun yang ada di dalam pikiranmu lah yang akan keluar.
Pertanyaannya sekarang: "Apakah yang ada di dalam cangkirmu?"
Ketika ada sesuatu yang mengguncang hidupmu, apa yang akan kamu tumpahkan?
Kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan, kelemahlembutan, penguasaan diri, atau kemarahan, kepahitan, makian bahkan kutukan yang keluar dari pikiran dan mulutmu.
"Kamu sendiri yang tentukan".
Isilah cangkirmu dengan cinta kasih.
Ketika sesuatu yang tidak baik menabrak dan mengguncangmu maka cinta kasih yang akan tumpah keluar dari pikiranmu.
Jadilah pribadi yang dipenuhi cinta kasih.
Bukan lagi menjadi pribadi yang selalu menyalahkan orang lain atau faktor lain yang tidak baik. Tapi perbaiki apa yang seharusnya ada di dalammu.
Ingatlah apapun yang mengguncangmu bukan faktor dari luar yang menentukan hari-harimu tapi responmu dan reaksimulah yang menentukan. ☕
Have a blessed day, be a meaningful life.🙏
PS: Tulisan di atas adalah pesan yang dibagikan oleh seorang teman.
Thursday, July 06, 2023
Dua Serigala - Sebuah Cerita Cherokee (dari budaya Indian)
Seorang anak laki-laki mendatangi kakeknya, dipenuhi amarah pada anak laki-laki lain yang telah melakukan ketidakadilan padanya.
Kakek tua itu berkata kepada cucunya, "Izinkan saya menceritakan sebuah kisah. Saya juga, kadang-kadang, merasakan kebencian yang besar terhadap mereka yang telah menguasai diri saya, tanpa ada kesedihan atas apa yang mereka lakukan. Tapi kebencian melemahkanmu, dan kebencian tidak menyakiti musuhmu. Kebencian itu seperti meminum racun dan berharap musuhmu mati. Aku telah bergumul dengan perasaan ini berkali-kali".
"Seolah-olah ada dua serigala di dalam diriku; satu serigala itu baik dan tidak menyakiti. Dia hidup harmonis dengan sekelilingnya dan tidak tersinggung ketika tidak ada pelanggaran yang dimaksudkan. Dia hanya akan bertarung jika benar untuk lakukan itu, dan dengan cara yang benar. Tapi serigala lainnya, penuh amarah. Hal terkecil akan membuatnya marah".
"Dia melawan semua orang, sepanjang waktu, tanpa alasan. Dia tidak bisa berpikir karena kemarahan dan kebenciannya begitu besar. Itu adalah kemarahan yang tak berdaya, karena kemarahannya tidak akan mengubah apapun. Terkadang sulit untuk hidup dengan dua serigala di dalam diriku ini, karena kedua serigala mencoba mendominasi jiwaku".
Anak laki-laki itu menatap tajam ke mata Kakeknya dan bertanya, "Serigala mana yang akan menang, Kakek?" Kakek tersenyum dan berkata, "Yang saya beri makan".
Moral dari Cerita:
Seperti apa kita, tergantung dari Reaksi kita terhadap hal-hal yang sedang terjadi pada kita. Jadi pilih dengan bijak reaksi apa yang akan kita berikan.
Kakek tua itu berkata kepada cucunya, "Izinkan saya menceritakan sebuah kisah. Saya juga, kadang-kadang, merasakan kebencian yang besar terhadap mereka yang telah menguasai diri saya, tanpa ada kesedihan atas apa yang mereka lakukan. Tapi kebencian melemahkanmu, dan kebencian tidak menyakiti musuhmu. Kebencian itu seperti meminum racun dan berharap musuhmu mati. Aku telah bergumul dengan perasaan ini berkali-kali".
"Seolah-olah ada dua serigala di dalam diriku; satu serigala itu baik dan tidak menyakiti. Dia hidup harmonis dengan sekelilingnya dan tidak tersinggung ketika tidak ada pelanggaran yang dimaksudkan. Dia hanya akan bertarung jika benar untuk lakukan itu, dan dengan cara yang benar. Tapi serigala lainnya, penuh amarah. Hal terkecil akan membuatnya marah".
"Dia melawan semua orang, sepanjang waktu, tanpa alasan. Dia tidak bisa berpikir karena kemarahan dan kebenciannya begitu besar. Itu adalah kemarahan yang tak berdaya, karena kemarahannya tidak akan mengubah apapun. Terkadang sulit untuk hidup dengan dua serigala di dalam diriku ini, karena kedua serigala mencoba mendominasi jiwaku".
Anak laki-laki itu menatap tajam ke mata Kakeknya dan bertanya, "Serigala mana yang akan menang, Kakek?" Kakek tersenyum dan berkata, "Yang saya beri makan".
Moral dari Cerita:
Seperti apa kita, tergantung dari Reaksi kita terhadap hal-hal yang sedang terjadi pada kita. Jadi pilih dengan bijak reaksi apa yang akan kita berikan.
Saturday, July 01, 2023
Lingkungan menentukan Perilaku?
Dalam suatu eksperimen yang dilakukan oleh seorang psikolog Solomon Asch, menemukan bahwa manusia memiliki kecenderungan perilaku normal kelompok sering kali mengalahkan perilaku orang yang diinginkan oleh perorangan.
Eksperimen dimulai dengan memasukan Subjek dalam sebuah ruangan bersama dengan sekolompok orang yang tidak dikenalnya. Tanpa sepengetahuan Subjek, partisipan lain adalah aktor-aktor yang sengaja dihadirkan oleh peneliti dan diminta memberikan jawabah yang telah disiapkan untuk pertanyaan tersebut.
Kelompok itu diminta melihat kartu dengan sebuah garis, lalu kartu kedua yang berisi beberapa garis. Tiap orang diminta memilih garis pada kartu kedua yang memiliki panjang sama dengan garis pada kartu pertama.
Gambar dibawah inilah dua kartu yang digunakan oleh Solomon Asch dalam eksperimen konformitas sosialnya. Panjang garis pada kartu sebelah kiri jelas terlihat sama panjangnya dengan garis C, tapi ketika kelompok aktor di ruangan itu mengatakan panjangnya berbeda, subjek penelitian sering kali berubah pikiran dan menyesuaikan dengan anggota lain ketimbang mempercayai pengamatannya sendiri.
Perilaku normal kelompok sering kali mengalahkan perilaku yang diinginkan perorangan. Pikiran manusia tahu bagaimana harus menyesuaikan diri dengan orang lain. kita dibuat ingin sejalan dengan kebanyakan orang lain.
Oleh karena itu kita sering melihat betapa besarnya pengaruh lingkungan pertemanan dengan pengembangan diri seseorang. Oleh karena itu, mau jadi sukses bergaullah dengan orang yang lebih sukses dari kita sehingga kita bisa mempelajari pandangan mereka dan ikut juga melakukan kebiasaan yang membawa mereka menjadi sukses. Begitu juga sebaliknya.
Jadi bijaklah dalam memilih komunitas Anda.
PS: Disadur dan diterjemahkan dari buku Atomic Habits - James Clear.
Eksperimen dimulai dengan memasukan Subjek dalam sebuah ruangan bersama dengan sekolompok orang yang tidak dikenalnya. Tanpa sepengetahuan Subjek, partisipan lain adalah aktor-aktor yang sengaja dihadirkan oleh peneliti dan diminta memberikan jawabah yang telah disiapkan untuk pertanyaan tersebut.
Kelompok itu diminta melihat kartu dengan sebuah garis, lalu kartu kedua yang berisi beberapa garis. Tiap orang diminta memilih garis pada kartu kedua yang memiliki panjang sama dengan garis pada kartu pertama.
Gambar dibawah inilah dua kartu yang digunakan oleh Solomon Asch dalam eksperimen konformitas sosialnya. Panjang garis pada kartu sebelah kiri jelas terlihat sama panjangnya dengan garis C, tapi ketika kelompok aktor di ruangan itu mengatakan panjangnya berbeda, subjek penelitian sering kali berubah pikiran dan menyesuaikan dengan anggota lain ketimbang mempercayai pengamatannya sendiri.
Perilaku normal kelompok sering kali mengalahkan perilaku yang diinginkan perorangan. Pikiran manusia tahu bagaimana harus menyesuaikan diri dengan orang lain. kita dibuat ingin sejalan dengan kebanyakan orang lain.
Oleh karena itu kita sering melihat betapa besarnya pengaruh lingkungan pertemanan dengan pengembangan diri seseorang. Oleh karena itu, mau jadi sukses bergaullah dengan orang yang lebih sukses dari kita sehingga kita bisa mempelajari pandangan mereka dan ikut juga melakukan kebiasaan yang membawa mereka menjadi sukses. Begitu juga sebaliknya.
Jadi bijaklah dalam memilih komunitas Anda.
PS: Disadur dan diterjemahkan dari buku Atomic Habits - James Clear.
Subscribe to:
Posts (Atom)