Dalam suatu diskusi dengan seorang nasabah, yang juga merupakan seorang teman, sampai pada topik mengenai Pensiun.
Memang agak sensitif ketika menyinggung mengenai topik ini, karena menyangkut penerimaan kondisi bahwa kalau pensiun sudah tidak menghasilkan gaji karena yang bersangkutan adalah karyawan.
Saya juga melihat contoh yang nyata mengenai pensiun, ayah saya juga seorang karyawan. Ketika beliau pensiun tepat pada saat saya lulus kuliah S1, tetapi perubahan itu tidak membuatnya bingung. Karena ibu saya memiliki Toko, lalu ayah saya membantu Ibu saya bekerja di toko.
Tetapi permasalahan dimulai ketika Ibu saya meninggal dunia, ayah saya merasa tidak dapat mengerjakan apa-apa, lalu mulai stress dan mengalami depresi. Hal ini wajar terjadi di usia senja, dan jika tidak ditangani dengan baik maka akan menyebabkan Dementia (Pikun).
Namun, Puji Tuhan Ayah saya berhasil melewati tahap sulit itu. Beliau bisa mandiri kembali sampai saat ini akan berusia 80 tahun di bulan Juli tahun ini. Apa rahasianya?
Tujuan hidup, Ya karena Ayah saya memiliki Tujuan Hidup itu yang membuat dia tetap menjaga pola makan hidup sehat dan berolah raga setiap hari. Lalu mencari aktivitas yang selalu membuatnya aktif. Dan untungnya Ibu saya adalah orang yang rajin menabung, sehingga biaya hidup Ayah saya tidak membebani Anak-anaknya (Bukan Generasi Sandwich).
Pelajaran yang dapat saya petik adalah walau pensiun bukan berarti tidak mengerjakan apa-apa, harus tetap punya Tujuan Hidup. Mulailah merencanakan keuangan untuk pensiun di masa muda, supaya di masa senja tidak membebani keturunan berikutnya. Hidup nyaman & bahagia!
Wednesday, May 31, 2023
Wednesday, May 24, 2023
Banyak pekerjaan yang hilang, so what?
Dengan perubahan zaman dan teknologi, tidak dapat dipungkiri akan mempengaruhi banyak aspek kehidupan, seperti kebutuhan maupun pekerjaan.
Saya masih ingat waktu masih SD pernah ditugaskan untuk menulis surat dan pergi ke kantor pos untuk mengirimkan surat tersebut. Dari sana saya mengenal yang namanya Perangko.
Lalu juga pernah ditugaskan ke Bank untuk membuka rekening saat itu namanya Bank Exim (Sekarang sudah merger menjadi Bank Mandiri), untuk belajar menabung.
Sekarang untuk mengirimkan informasi hanya sebatas ujung jari, mau melakukan transaksi perbankan pun hanya hanya tinggal buka gadget. Dulu ramai-ramai pergi ke taman baca, sekarang kalau mau pergi ke kafe/restoran yang dicari adalah Wi-Fi.
Dengan perubahan zaman memang banyak pekerjaan yang akan hilang (seperti dalam gambar) karena tidak dibutuhkan lagi, namun juga banyak pekerjaan baru yang muncul:
- Content Creator
- Digital Marketing
- Sales Online
- Data Scientist
- Konsultan keuangan
- Manajer Avatar
- Kurator Digital
- Konsultasi Kesejahteraan Lansia
- Solar Technology Specialist
- Asisten/Konsultan Robot
Artinya perubahan akan selalu ada, tapi bukan untuk dikhawatirkan, justru kita juga harus ikut beradaptasi dan meningkatkan keahlian supaya bisa mengikuti perubahan itu dan Tetap Relevan di Dunia Kerja. 😊😉🙂
Saya masih ingat waktu masih SD pernah ditugaskan untuk menulis surat dan pergi ke kantor pos untuk mengirimkan surat tersebut. Dari sana saya mengenal yang namanya Perangko.
Lalu juga pernah ditugaskan ke Bank untuk membuka rekening saat itu namanya Bank Exim (Sekarang sudah merger menjadi Bank Mandiri), untuk belajar menabung.
Sekarang untuk mengirimkan informasi hanya sebatas ujung jari, mau melakukan transaksi perbankan pun hanya hanya tinggal buka gadget. Dulu ramai-ramai pergi ke taman baca, sekarang kalau mau pergi ke kafe/restoran yang dicari adalah Wi-Fi.
Dengan perubahan zaman memang banyak pekerjaan yang akan hilang (seperti dalam gambar) karena tidak dibutuhkan lagi, namun juga banyak pekerjaan baru yang muncul:
- Content Creator
- Digital Marketing
- Sales Online
- Data Scientist
- Konsultan keuangan
- Manajer Avatar
- Kurator Digital
- Konsultasi Kesejahteraan Lansia
- Solar Technology Specialist
- Asisten/Konsultan Robot
Artinya perubahan akan selalu ada, tapi bukan untuk dikhawatirkan, justru kita juga harus ikut beradaptasi dan meningkatkan keahlian supaya bisa mengikuti perubahan itu dan Tetap Relevan di Dunia Kerja. 😊😉🙂
Tuesday, May 16, 2023
Work hard Vs Work smart.
Orang suka mengatakan "Makanya Work Smart dong, jangan Work Hard". Terutama mungkin pada saat melihat orang sedang lembur.
Akhir-akhir ini saya mencoba memikirkan kembali kata-kata ini. Mencoba melihat dari sudut pandang orang yang pertama kali mengucapkan kata-kata ini.
Kalau dalam Framework IT Governance Tahap Optimisasi itu selalu adalah proses yang terakhir, artinya tahap awal-awal adalah pendefinisian dan penerapan. Setelah itu dievaluasi, baru bisa dioptimisasi.
Jika memakai Framework yang sama, jadi seseorang harus coba mengerjakannya dulu, Work Hard. Setelah itu baru bisa dievaluasi dan menciptakan cara mengerjakan yang lebih Smart.
So Work Hard first, then Work Smart - Bagaimana pendapat teman-teman?
Akhir-akhir ini saya mencoba memikirkan kembali kata-kata ini. Mencoba melihat dari sudut pandang orang yang pertama kali mengucapkan kata-kata ini.
Kalau dalam Framework IT Governance Tahap Optimisasi itu selalu adalah proses yang terakhir, artinya tahap awal-awal adalah pendefinisian dan penerapan. Setelah itu dievaluasi, baru bisa dioptimisasi.
Jika memakai Framework yang sama, jadi seseorang harus coba mengerjakannya dulu, Work Hard. Setelah itu baru bisa dievaluasi dan menciptakan cara mengerjakan yang lebih Smart.
So Work Hard first, then Work Smart - Bagaimana pendapat teman-teman?
Saturday, May 06, 2023
Permasalahan dengan Waktu.
Waktu adalah komoditas paling berharga dalam hidup. Setiap dari kita memiliki waktu yang sama, 86.400 detik - Tidak ada seorang pun mendapat lebih atau kurang setiap harinya. Waktu yang diberikan tidak bisa ditabungkan untuk hari esok, dan harus dihabiskan dalam sehari. Oleh karena itu kita harus menentukan pilihan yang tepat dalam menggunakan waktu tersebut.
Sering kali kita berpikir bahwa kita tidak punya pilihan dalam menentukan prioritas dalam menggunakan waktu kita - seperti karena Deadline dan Meeting, kita sangat fokus dengan pekerjaan dan tidak punya waktu untuk hal-hal lain, seperti ambil raport anak, nonton performance atau pertandingan anak, dan lain-lain. Kita berpikir bahwa pekerjaan itu tidak bisa ditunda atau didelegasikan.
Bahkan seringkali kita juga lupa, kita harus menyisihkan waktu untuk menjaga kebugaran tubuh fisik kita, seperti olah raga, istirahat dan asupan yang cukup, serta kebutuhan Mental dan spiritual juga harus dipenuhi.
Namun, ketika terjadi sakit maka sepertinya semua terhenti. Pekerjaan kita pun bisa digantikan oleh orang lain. Tiba-tiba kita punya waktu untuk istirahat, dan punya waktu untuk pergi medical check up, dan konsultasi kepada ahlinya. Punya waktu untuk ketemu keluarga di rumah, walau dalam kondisi tidak prima.
Sungguh sangat disayangkan, terkadang kesadaran datang di akhir. Oleh karena itu selagi punya waktu, buat pilihan yang bijak untuk diri dan keluarga, Hidup seimbang!
Sering kali kita berpikir bahwa kita tidak punya pilihan dalam menentukan prioritas dalam menggunakan waktu kita - seperti karena Deadline dan Meeting, kita sangat fokus dengan pekerjaan dan tidak punya waktu untuk hal-hal lain, seperti ambil raport anak, nonton performance atau pertandingan anak, dan lain-lain. Kita berpikir bahwa pekerjaan itu tidak bisa ditunda atau didelegasikan.
Bahkan seringkali kita juga lupa, kita harus menyisihkan waktu untuk menjaga kebugaran tubuh fisik kita, seperti olah raga, istirahat dan asupan yang cukup, serta kebutuhan Mental dan spiritual juga harus dipenuhi.
Namun, ketika terjadi sakit maka sepertinya semua terhenti. Pekerjaan kita pun bisa digantikan oleh orang lain. Tiba-tiba kita punya waktu untuk istirahat, dan punya waktu untuk pergi medical check up, dan konsultasi kepada ahlinya. Punya waktu untuk ketemu keluarga di rumah, walau dalam kondisi tidak prima.
Sungguh sangat disayangkan, terkadang kesadaran datang di akhir. Oleh karena itu selagi punya waktu, buat pilihan yang bijak untuk diri dan keluarga, Hidup seimbang!
Subscribe to:
Posts (Atom)