"Kalau aku memperhatikanmu maka kamu yang juga harus memperhatikan aku,.. Pokoknya aku ngga mau tahu apa kondisimu."
"Kalau aku sudah menerimamu maka kamu juga harus menerimaku,.. Pokoknya aku ngga mau tahu apa kondisimu."
"Kalau aku balas WA-mu cepat, maka kamu juga harus balas WA-ku cepat,.. Pokoknya aku ngga mau tahu apa kondisimu."
"Kalau aku sudah membantu kamu maka kamu juga harus membantu aku,.. Pokoknya aku ngga mau tahu apa kondisimu."
Ketika orang lain melakukan apa yang kita harapkan atau pikirkan kita menilai dia "Bagus", "Baik" dsb, tetapi ketika mereka tidak melakukan apa yang kita pikirkan kita melabel mereka "Jahat", "Jelek", dsb.
Akhirnya kita hidup dalam penjara pikiran sendiri.
Kita memaksakan pikiran dan pengharapan kita berharap itu membebaskan padahal malah memenjara. Kebebasan yang kita dambakan malah menjadi penjara yang menyulitkan, kita tidak menjadi diri sejati yang penuh kasih.
Ketika kita berharap orang lain melakukan apa yang sudah kita lakukan maka saat itulah ketulusan hilang.
Ketika kita mengungkit kebaikan dan kehebatan yang sudah kita lakukan maka saat itulah ketulusan dan keikhlasan lenyap.
Jadi mengapa tidak belajar menerima dan melihat orang lain apa adanya, bukan sesuai dengan apa yang kita mau lihat?
Mengapa tidak fokus melakukan apa yang kita mau lakukan tanpa berharap apapun dari orang lain agar dapat lebih cepat mewujudkan impian terdalam sehingga hidup menjadi bermakna. That's a Pure Unconditional Love.
PS: Tulisan di atas adalah ditulis oleh Coach Ariesandi, semoga memberi inspirasi.
Tuesday, February 11, 2025
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment