Thursday, April 04, 2024

Hidup ini bukanlah keadaan darurat.

Meski kebanyakan orang (termasuk saya) berpendapat sebaliknya. Hidup kita seolah dipenuhi dengan Tenggat waktu, Jadwal dan Ekspetasi. Saya melihat sendiri (termasuk saya waktu dulu) ketika berhadapan dengan pekerjaan seringkali mengabaikan keluarga dan kesehatan karena memiliki kecenderungan untuk percaya bahwa hidup adalah keadaan darurat.

Pernah sekali waktu saya masih kerja di Korporasi, sedang sakit batuk sudah seminggu tidak kunjung membaik (sebelum zaman covid jadi belum diciduk hehe), walau sudah ke dokter. Namun, saya tidak pernah absen datang ke kantor. Sampai atasan saya yang bule datang ke ruangan, bertanya, "Kamu sakit, kenapa datang ke kantor?". Saya menjawab bahwa ada kick off meeting, untuk project yang segera dimulai.

Lalu dia mencatat jadwal meetingnya dan meminta bahan meetingnya kepada saya, dan berkata,"Kamu pulang, istirahat, supaya sembuh, hari ini saya yang menggantikan kamu meeting". Seringkali saya berasumsi bahwa Ini darurat! Sebenarnya, tidak ada orang lain selain saya sendiri yang menciptakan tekanan yang dialami.

Saya sering bertemu seseorang (termasuk saya sendiri) yang mengubah hal kecil menjadi keadaan darurat yang besar. Kita terlalu memikirkan tujuannya sehingga kita lupa untuk bersenang-senang, dan kita lupa memberi kelonggaran kepada diri sendiri. Atau kita menyalahkan diri sendiri jika tidak dapat memenuhi tenggat waktu yang dibuat sendiri.

Langkah pertama untuk menjadi orang yang lebih damai adalah memiliki kerendahan hati untuk mengakui bahwa, dalam banyak kasus, Anda menciptakan keadaan darurat Anda sendiri. Hidup biasanya akan terus berjalan jika segala sesuatunya tidak berjalan sesuai rencana. Ada baiknya untuk terus mengingatkan diri sendiri dan mengulangi kalimat, "Hidup ini bukan keadaan darurat".

Inspired by Book Titled "Don't sweat the Small Stuff" - Richard Carlson, Chapter 22.

No comments: