Monday, June 16, 2025

Batasan yang Membebaskan: Paradoks Kebebasan Sejati.

Apa yang terlintas di pikiran Anda saat mendengar kata "kebebasan"? Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), kebebasan adalah kemerdekaan; keadaan bebas; kemampuan untuk bertindak atau bergerak tanpa hambatan. Namun, apakah mungkin kita benar-benar bebas jika hidup tanpa aturan atau batasan?

Coba bayangkan sebuah jalan raya tanpa aturan lalu lintas. Awalnya mungkin terdengar menyenangkan—tidak ada lampu merah, batas kecepatan, atau marka jalan. Bebas, bukan? Tapi bayangkan apa yang terjadi selanjutnya. Kekacauan. Kecelakaan di mana-mana. Alih-alih merasa bebas, orang akan takut untuk keluar rumah. Dalam hal ini, justru aturanlah yang menciptakan kebebasan—bebas untuk berkendara dengan aman dan tertib.

Hal serupa berlaku dalam kehidupan:
  1. Hukum: Melindungi Kebebasan
    Tanpa hukum, tak ada jaminan keamanan. Jika setiap orang bebas melakukan apa pun tanpa konsekuensi, maka yang kuat akan menindas yang lemah. Hukum bukan musuh kebebasan, tapi pelindungnya. Ia menjaga hak setiap orang untuk hidup damai.
  2. Norma Sosial dan Etika: Menjaga Harmoni
    Kebebasan berbicara itu penting. Tapi tanpa batas, bisa berubah jadi fitnah atau ujaran kebencian. Norma dan etika memberi kita pedoman untuk mengekspresikan diri tanpa merugikan orang lain.
  3. Disiplin Diri: Jalan Menuju Kebebasan Sejati
    Ingin bebas secara finansial? Anda perlu mengatur pengeluaran dan menabung. Ingin sehat? Anda harus menahan diri dari gaya hidup tak sehat. Disiplin adalah batasan yang kita pilih sendiri demi meraih kebebasan yang lebih besar di masa depan.
Kesimpulannya: Kebebasan tanpa batas bukanlah kebebasan, melainkan potensi kehancuran. Kebebasan sejati muncul saat ada kerangka aturan yang bijak—yang melindungi, bukan membatasi secara semena-mena. Batasan bukan penghalang, melainkan fondasi agar kebebasan bisa tumbuh dan dinikmati bersama.

Bagaimana menurut Anda — masihkah kita memandang batasan sebagai lawan dari kebebasan?

Monday, June 02, 2025

Iseltwald dan Danau Brienz: Dari Lokasi Drama ke Aset Kapitalisasi.

Bagi penggemar drama Korea "Crash Landing On You" (CLOY), adegan ikonis Kapten Ri Jeong Hyeok bermain piano di tepi danau mungkin masih teringat jelas. Lokasi syuting yang memukau itu adalah Iseltwald, sebuah desa cantik yang dihiasi kejernihan Danau Brienz berwarna turquoise menawan, hasil pantulan langit biru nan cerah.

Dahulu, dermaga tersebut bisa dinikmati secara gratis. Namun, setelah CLOY tayang pada akhir 2019 dan popularitasnya meledak pasca-pandemi COVID-19, Iseltwald dibanjiri wisatawan. Untuk menjaga kelestarian lokasi dan mengurai kemacetan, pemerintah setempat menerapkan sistem reservasi, biaya masuk, dan biaya parkir.

Saat ini, untuk bisa berdiri di dermaga tersebut, Anda perlu membayar 10 CHF (sekitar Rp 200.000). Oleh karena itu, saya memilih untuk berfoto di depannya, tanpa masuk ke dermaga. 😅

Fenomena ini adalah contoh nyata bagaimana sebuah lokasi wisata, yang tadinya dapat diakses secara bebas, bertransformasi menjadi Aset yang dikapitalisasi. Artinya, potensi ekonominya dioptimalkan melalui pengelolaan yang terstruktur dan berbayar.

Memahami Aset: Mobil Sebagai Contoh
Konsep aset sendiri seringkali disalahpahami. Pernahkah Anda mendengar seseorang ingin menjual "aset"-nya, yaitu mobil? Dalam konteks tertentu, mobil bisa menjadi aset, namun dalam situasi lain, ia justru bisa menjadi beban. Apa bedanya?

Aset Tetap (Mobil Produktif): Jika mobil digunakan sebagai alat transportasi untuk bisnis, seperti taksi online, maka mobil tersebut adalah aset tetap. Ia menghasilkan pendapatan atau nilai ekonomis bagi pemiliknya.

Liabilitas (Mobil Konsumtif): Sebaliknya, jika mobil dibeli semata-mata untuk keperluan pribadi dan tidak menghasilkan pemasukan, maka ia cenderung menjadi liabilitas atau beban. Ia justru mengeluarkan biaya untuk perawatan, bahan bakar, dan depresiasi nilai tanpa menghasilkan keuntungan.

Melihat contoh ini, pertanyaan pentingnya adalah: Apakah Anda sudah mengumpulkan aset masa depan yang benar? Pahami perbedaan antara aset yang benar-benar menghasilkan nilai dan liabilitas yang justru menguras kantong Anda.

PS: Ingin mengoptimalkan Aset Anda? silahkan chat saya untuk konsultasi gratis. 😊

Wednesday, May 28, 2025

Pekerjaan dan Impian: Menjelajah Hallstatt.

Hallstatt, Austria. Sebulan lalu, saya berdiri di sana, di tepi "Danau Cermin" yang begitu tenang dan jernih hingga memantulkan megahnya pegunungan di sekelilingnya. Konon, keindahan Hallstatt inilah yang menginspirasi Kerajaan Arendelle dalam film animasi Frozen. Momen ini bukan tentang tren "kabur dulu" yang belakangan populer, pun bukan perjalanan dinas atau piknik pribadi seperti yang pernah dilakukan sebelumnya. Kali ini, saya ada di sana sebagai penghargaan atas pencapaian target kerja tahun lalu.

Awalnya, gagasan untuk meniti karier sebagai Agen Asuransi terasa asing bagi saya. Saya seorang introvert, tidak punya pengalaman marketing, dan hanya bicara bila perlu. Bertemu orang baru? Itu tantangan besar. Lalu, bagaimana semua ini bisa berubah?

Kekuatan Impian dan Sistem Penggerak Diri
Perubahan ini berawal dari sebuah impian: ingin berada dalam kondisi seperti apa di masa depan, dan apa saja yang ingin saya nikmati. Impian ini mengaktifkan apa yang disebut Retriculation Activation System (RAS - Baca buku "The Answer") dalam pikiran saya. RAS inilah yang kemudian mendorong pikiran untuk terus mencari cara mewujudkan impian tersebut.

Ini bukan jalan instan. Perjalanan ini penuh ketidaknyamanan, tidak mudah, namun justru memberikan energi yang luar biasa untuk terus bergerak maju menuju tujuan. Tujuh tahun berlalu, dan akhirnya saya berhasil. Tak hanya itu, saya mulai menemukan sebuah pola: mengapa seseorang yang berhasil cenderung terus mencapai kesuksesan. Pola inilah yang menjadi jawaban atas pertanyaan besar itu.

Bagaimana menurut teman-teman? Apakah kalian juga pernah merasakan hal yang sama?
Latepost: 02.05.25

Thursday, May 22, 2025

Mengapa Berubah Bukan Lagi Pilihan, Melainkan Keharusan bagi Karier Anda!

Dalam dunia yang serba cepat ini, kata "berubah" seringkali punya konotasi negatif. Di kehidupan personal, tak jarang kita mendengar, "Kok kamu berubah sih? Nggak kayak dulu!" — seolah perubahan itu adalah tanda kemunduran. Padahal, justru sebaliknya.

Perubahan itu sendiri sebetulnya netral; bisa membawa kita ke arah yang lebih baik, atau malah sebaliknya. Tapi satu hal yang pasti: tanpa perubahan, kita akan mandek, stagnan, dan tertinggal. Nah, bicara tentang pengembangan diri, perubahan adalah inisiatif pribadi yang mutlak kita ambil.

Perubahan adalah aspek fundamental dalam hidup, baik di level individu maupun kolektif. Ini adalah pendorong utama bagi pertumbuhan, adaptasi, dan kemajuan. Dengan merangkul perubahan, kita membuka diri untuk belajar hal baru, mengasah keterampilan, dan menaklukkan tantangan. Hasilnya? Kehidupan yang lebih memuaskan dan karier yang terus melesat.

Pada intinya, merangkul perubahan bukan sekadar preferensi pribadi, melainkan sebuah persyaratan mendasar untuk pertumbuhan berkelanjutan, kemajuan karier, dan kelangsungan hidup di dunia yang kompetitif dan dinamis ini.

Sudah siapkah Anda menjadikan perubahan sebagai bagian tak terpisahkan dari strategi karier Anda?

Monday, May 19, 2025

The Answer - Allan & Barbara Pease.

Terkait dengan tulisan saya yang terakhir, ada yang nanya, Bagaimana cara memulai perjalanan untuk sukses? Oleh karena itu saya ingin merekomendasikan buku "The Answer" - Allan & Barbara Pease.

Dalam buku ini, Allan & Barbara menemukan penelitian mengenai otak yang menunjukkan bagaimana bisa memprogram ulang pola pikir dam melihat peluang, bukan kesulitan. Mereka berbagi pengalaman pribadi dengan jujur dan penuh humor, serta menunjukkan cara menciptakan hidup yang Anda inginkan.

Dari buku ini saya belajar untuk melakukan:
  • Mengajukan pertanyaan yang tepat kepada diri sendiri
  • Mendapatkan kepercayaan diri untuk mengubah pekerjaan, hubungan atau gaya hidup
  • Memutuskan apa yang diinginkan dan menetapkan tujuan hidup yang sesuai.
Mulai dari satu pertanyaan yang tepat akan membawa kita ke level berikutnya. Selamat memulai perjalanan Sukses Anda!

"Successful people ask better questions, and as a result, they get better answers." - Tonny Robbins.

Tuesday, May 13, 2025

Sudahkah menentukan arah hidup?

Saya pernah menulis tentang pentingnya mimpi, tentang semangat untuk meraih apa yang kita inginkan. Namun, di tengah perjalanan, saya juga bertemu dengan banyak teman yang tampak tanpa arah. Ketika ditanya tentang masa depan, jawaban yang sering saya dengar adalah, "Ah, hidup ini mengalir saja, rezeki sudah diatur oleh Tuhan."

Sekilas, jawaban ini terdengar sangat bijak, penuh penyerahan diri pada Sang Pencipta. Tapi, ada sesuatu yang mengganjal di hati saya. Jika tiba-tiba arus kehidupan membawa mereka ke tempat yang tidak mereka sukai, apakah mereka akan menyalahkan "aliran" itu?

"Hidup mengalir," kata mereka. Saya jadi teringat air. Ya, air memang mengalir, tapi alirannya selalu punya tujuan: dari puncak gunung menuju sungai, dan akhirnya bermuara di lautan luas. Bahkan ketika kita memesan ojek atau taksi online, kita perlu memasukkan tujuan yang jelas, bukan? Tanpa tujuan, perjalanan tidak akan pernah dimulai.

Dulu, saya pun pernah merasa seperti itu. Bingung, tak tahu ingin kuliah apa, bekerja di mana. Beruntung, saya dipertemukan dengan orang-orang hebat: teman yang lebih cerdas, senior yang berpengalaman, dan mentor yang membimbing. Terutama ketika memasuki dunia asuransi, karier saya dimulai dari nol. Selembar kertas putih yang akhirnya bisa menjadi gambar yang indah, semua tergantung pada keputusan saya. Di sanalah saya belajar tentang kekuatan sebuah impian dan bagaimana cara mewujudkannya.

Saya sudah memulai "perjalanan" dengan tujuan yang jelas. Bagaimana dengan Anda? Sudahkah kita menentukan ke mana "aliran" hidup ini akan kita arahkan? Jangan biarkan hidup hanya menjadi arus tanpa muara. Mari tentukan tujuan, sekecil apapun itu, dan mulailah bergerak. Karena, bukankah lebih indah jika kita "berlayar" dengan peta di tangan, daripada hanya terbawa ombak tanpa tahu ke mana akan berlabuh?

Sunday, May 11, 2025

Suatu Milestone.

Ini bukan pertama kali saya ke Luar negeri dan ke Benua Eropa. Namun, perjalanan kemaren bukan hanya tentang liburan atau healing, Tetapi merupakan suatu Milestone, bahwa saya sudah berhasil melewatinya.

Melewati masa-masa dikatakan orang tidak mungkin, tidak realistis dan tidak masuk logika. Ini adalah tentang keyakinan, perjuangan dan determinasi untuk mencapai masa depan yang lebih baik, dan berkontribusi kepada orang-orang yang disayang dan sekitar.

Tidak ada keberhasilan tanpa perjuangan, Tidak ada pencapaian tanpa usaha. Jadi teruslah bermimpi dan berusaha untuk mewujudkan mimpimu menjadi kenyataan.

Gusti ora Sare. Tidak ada yang sia-sia, Jika kita melakukannya dengan suatu tujuan mulia.