Seringkali dikatakan bahwa liku-liku kehidupan mampu mengubah diri seseorang secara mendalam, bahkan sampai memengaruhi penampilan fisik. Tekanan dan beban hidup memang bisa membuat seseorang tampak lebih lelah, sebaliknya kebahagiaan dan keberuntungan sering kali memancarkan aura cerah dan berseri.
Namun, pertanyaan yang mendasar muncul: Apakah kita akan membiarkan nasib ditentukan sepenuhnya oleh faktor eksternal? Atau, haruskah kita mengambil alih kendali diri untuk menaklukkan berbagai tantangan yang disuguhkan kehidupan? Inilah inti dari perjalanan pribadi setiap individu, sebuah eksplorasi tentang bagaimana kita memilih untuk dibentuk oleh pengalaman, atau sebaliknya, membentuk diri kita sendiri.
Friday, August 01, 2025
Sunday, July 27, 2025
Apa yang Membuatmu Bertahan di Profesimu?
Menjadi marketer, khususnya Agen Asuransi, bukanlah impian saya sejak awal. Namun, profesi ini memberikan saya sebuah solusi yang sangat berharga: fleksibilitas waktu kerja yang membantu saya mengatur keseimbangan hidup.
Lebih dari itu, ada satu hal yang membuat saya bertahan dan mulai mencintai pekerjaan ini — yaitu nilai kontribusi yang bisa saya berikan kepada orang lain.
Pada tahun ketiga saya berkecimpung sebagai agen asuransi, pandemi mulai melanda dunia. Di masa itu, seorang nasabah sekaligus teman saya mengalami kecelakaan serius. Kepalanya tertimpa tangga hingga menyebabkan muntah-muntah. Ia harus menjalani rawat inap selama satu malam untuk observasi. Syukurlah, kondisinya tidak berbahaya. Saat keluar rumah sakit, tagihan yang harus dibayar mencapai jumlah setara satu bulan gajinya. Namun, berkat asuransi kesehatan yang dimilikinya, biaya tersebut tertanggung. Dengan lega, ia berkata, "Kalau nggak ada asuransi, saya mungkin harus puasa sebulan, Tri."
Di tahun berikutnya, tepatnya pada tahun kedua pandemi, seorang nasabah lain yang juga seorang guru membuka polis asuransi jiwa dalam kondisi sehat. Namun, tiga bulan setelahnya, ia mengabarkan kepada saya bahwa dirinya didiagnosa kanker payudara. Ia menjalani pengobatan dengan fasilitas BPJS, namun Tuhan lebih sayang padanya—ia meninggal dunia di bulan ke-11 sejak polis dibuat. Saya datang menemui suaminya untuk membantu mengurus segala persyaratan klaim, yang akhirnya berhasil dibayarkan.
Saat klaim itu cair, saya merasa sangat bersyukur karena diberikan kesempatan untuk melayani mereka. Dari sisi keuangan, saya memang tidak memberikan secara langsung. Namun, apresiasi dan rasa terima kasih dari para nasabah itu seakan saya menjadi donatur besar buat mereka. Padahal sejatinya, semua keputusan besar itu adalah pilihan mereka sendiri — pilihan untuk melindungi diri dan keluarga mereka. Inilah privilege yang membuat saya bertahan hingga saat ini — bukan hanya soal pekerjaan, tapi soal arti dan nilai yang bisa saya berikan bagi kehidupan orang lain. Bagaimana dengan cerita profesimu?
Pada tahun ketiga saya berkecimpung sebagai agen asuransi, pandemi mulai melanda dunia. Di masa itu, seorang nasabah sekaligus teman saya mengalami kecelakaan serius. Kepalanya tertimpa tangga hingga menyebabkan muntah-muntah. Ia harus menjalani rawat inap selama satu malam untuk observasi. Syukurlah, kondisinya tidak berbahaya. Saat keluar rumah sakit, tagihan yang harus dibayar mencapai jumlah setara satu bulan gajinya. Namun, berkat asuransi kesehatan yang dimilikinya, biaya tersebut tertanggung. Dengan lega, ia berkata, "Kalau nggak ada asuransi, saya mungkin harus puasa sebulan, Tri."
Di tahun berikutnya, tepatnya pada tahun kedua pandemi, seorang nasabah lain yang juga seorang guru membuka polis asuransi jiwa dalam kondisi sehat. Namun, tiga bulan setelahnya, ia mengabarkan kepada saya bahwa dirinya didiagnosa kanker payudara. Ia menjalani pengobatan dengan fasilitas BPJS, namun Tuhan lebih sayang padanya—ia meninggal dunia di bulan ke-11 sejak polis dibuat. Saya datang menemui suaminya untuk membantu mengurus segala persyaratan klaim, yang akhirnya berhasil dibayarkan.
Saat klaim itu cair, saya merasa sangat bersyukur karena diberikan kesempatan untuk melayani mereka. Dari sisi keuangan, saya memang tidak memberikan secara langsung. Namun, apresiasi dan rasa terima kasih dari para nasabah itu seakan saya menjadi donatur besar buat mereka. Padahal sejatinya, semua keputusan besar itu adalah pilihan mereka sendiri — pilihan untuk melindungi diri dan keluarga mereka. Inilah privilege yang membuat saya bertahan hingga saat ini — bukan hanya soal pekerjaan, tapi soal arti dan nilai yang bisa saya berikan bagi kehidupan orang lain. Bagaimana dengan cerita profesimu?
Tuesday, July 15, 2025
Menemukan Makna di Balik Pilihan.
Seringkali, ketika seseorang ditanya mengapa tidak mengambil pekerjaan tertentu, jawaban yang muncul adalah, "Itu bukan passion saya." Jika passion diartikan sebagai "menyukai pekerjaan tersebut," maka mungkin banyak dari kita akan setuju bahwa lebih dari 80% orang bekerja tidak sepenuhnya sesuai dengan passion mereka. Alasan utamanya seringkali sederhana: ada keluarga yang harus dihidupi, tanggung jawab yang harus dipikul.
Pengalaman ini juga saya alami ketika saya memutuskan untuk terjun ke dunia asuransi. Kala itu, yang saya cari adalah solusi atas permasalahan pribadi: fleksibilitas waktu. Orang tua di rumah membutuhkan perhatian dan perawatan saya. Sesederhana itu. Saya tidak lagi memikirkan kriteria ideal seorang agen asuransi—apakah harus pandai berkomunikasi, memiliki banyak relasi, atau hal lainnya. Saya yakin, dengan tekad yang kuat, bahkan sebagai seorang introvert sekalipun, saya bisa belajar dan membangun kemampuan tersebut dari lingkungan sekitar.
Lalu, jika ditanya kembali apa passion saya sebenarnya, dengan pengertian yang sama yaitu "menyukai pekerjaan"? Jawaban saya adalah mendidik dan mengajar. Oleh karena itu, di tengah pencarian solusi pekerjaan, saya sempat mendalami dunia pendidikan selama hampir setahun sebagai relawan (pro bono). Namun, saya menyadari bahwa saya tidak bisa bertahan lama di sana. Kebutuhan untuk membiayai orang-orang yang bergantung pada saya tetap menjadi prioritas.
Dari situlah saya mulai berpikir, mengapa tidak membalikkan perspektif? Saya bisa berkarier di industri asuransi, dan dari sana, saya bisa mendapatkan segalanya: penghasilan yang cukup untuk biaya hidup keluarga dan fleksibilitas waktu untuk bekerja, mengurus rumah, sekaligus menjalani passion saya. Asuransi bukan hanya tentang pekerjaan, melainkan jembatan yang memungkinkan saya mencapai keseimbangan antara tanggung jawab dan panggilan hati.
Pengalaman ini juga saya alami ketika saya memutuskan untuk terjun ke dunia asuransi. Kala itu, yang saya cari adalah solusi atas permasalahan pribadi: fleksibilitas waktu. Orang tua di rumah membutuhkan perhatian dan perawatan saya. Sesederhana itu. Saya tidak lagi memikirkan kriteria ideal seorang agen asuransi—apakah harus pandai berkomunikasi, memiliki banyak relasi, atau hal lainnya. Saya yakin, dengan tekad yang kuat, bahkan sebagai seorang introvert sekalipun, saya bisa belajar dan membangun kemampuan tersebut dari lingkungan sekitar.
Lalu, jika ditanya kembali apa passion saya sebenarnya, dengan pengertian yang sama yaitu "menyukai pekerjaan"? Jawaban saya adalah mendidik dan mengajar. Oleh karena itu, di tengah pencarian solusi pekerjaan, saya sempat mendalami dunia pendidikan selama hampir setahun sebagai relawan (pro bono). Namun, saya menyadari bahwa saya tidak bisa bertahan lama di sana. Kebutuhan untuk membiayai orang-orang yang bergantung pada saya tetap menjadi prioritas.
Dari situlah saya mulai berpikir, mengapa tidak membalikkan perspektif? Saya bisa berkarier di industri asuransi, dan dari sana, saya bisa mendapatkan segalanya: penghasilan yang cukup untuk biaya hidup keluarga dan fleksibilitas waktu untuk bekerja, mengurus rumah, sekaligus menjalani passion saya. Asuransi bukan hanya tentang pekerjaan, melainkan jembatan yang memungkinkan saya mencapai keseimbangan antara tanggung jawab dan panggilan hati.
What if?
What if everything went wrong, was actually going right.
What if that rejection is redirection.
What if your struggle are shaping you for something bigger.
What if the setback is just part of the set up.
May be life isn't happening to you. It's happening for you.
Think about that. 😉😉😉
What if that rejection is redirection.
What if your struggle are shaping you for something bigger.
What if the setback is just part of the set up.
May be life isn't happening to you. It's happening for you.
Think about that. 😉😉😉
Thursday, July 03, 2025
Sebuah Pilihan Tak Terduga: Dari Korporat Menuju Agen Asuransi.
Saya yakin, saat kita masih di bangku sekolah dulu, tak seorang pun dari kita – termasuk saya – yang akan menjawab "Agen Asuransi" ketika ditanya tentang cita-cita setelah dewasa. Oleh karena itu, tak heran jika banyak yang terheran-heran saat saya memutuskan untuk melangkah ke dunia agen asuransi, apalagi setelah 15 tahun berkarier di dunia korporasi.
Berbagai reaksi saya terima, seperti:
Lebih dari Sekadar Agen Asuransi.
Justru sebaliknya! Sebagai agen asuransi, saya memiliki fleksibilitas waktu. Saya bisa menentukan target sendiri, merencanakan jadwal kerja, dan yang paling penting, bertemu dengan berbagai nasabah dari beragam latar belakang. Perjalanan karier ini bukan HANYA tentang memberikan konsultasi perencanaan keuangan (investasi dan asuransi) semata. Lebih dari itu, saya juga membantu mereka dalam berbagai hal (memberikan NILAI lebih - ProBono), seperti:
Pada akhirnya, perjalanan karier adalah keputusan pribadi yang kita genggam. Pertanyaan kuncinya adalah: Apa impianmu? Dan yang terpenting, apakah pekerjaanmu saat ini benar-benar mampu membawamu selangkah lebih dekat untuk mewujudkan impian itu menjadi kenyataan? Oleh karena itu Tentukan pilihan karirmu dengan bijaksana. 😊
Berbagai reaksi saya terima, seperti:
- "Kamu yakin mau meninggalkan karier korporatmu? Kan sudah bagus!" (Mungkin mereka berpikir saya sudah gila).
- "Gelar S2, pengalaman kerja, dan semua sertifikasimu tidak terpakai dong? Apa tidak sayang?"
- "Jangan-jangan kamu dipecat ya dari perusahaan? Jadi tidak ada pilihan lain selain jadi agen asuransi?"
Lebih dari Sekadar Agen Asuransi.
Justru sebaliknya! Sebagai agen asuransi, saya memiliki fleksibilitas waktu. Saya bisa menentukan target sendiri, merencanakan jadwal kerja, dan yang paling penting, bertemu dengan berbagai nasabah dari beragam latar belakang. Perjalanan karier ini bukan HANYA tentang memberikan konsultasi perencanaan keuangan (investasi dan asuransi) semata. Lebih dari itu, saya juga membantu mereka dalam berbagai hal (memberikan NILAI lebih - ProBono), seperti:
- Menyelesaikan masalah prosedur dengan membuat dan mengajarkan flowchart yang mudah dimengerti, untuk bisnis pribadi nasabah.
- Membangun program (coding) untuk mempermudah pendataan dan pelaporan.
- Memberikan konsultasi terkait pembuatan prosedur dan cara memonitornya.
Pada akhirnya, perjalanan karier adalah keputusan pribadi yang kita genggam. Pertanyaan kuncinya adalah: Apa impianmu? Dan yang terpenting, apakah pekerjaanmu saat ini benar-benar mampu membawamu selangkah lebih dekat untuk mewujudkan impian itu menjadi kenyataan? Oleh karena itu Tentukan pilihan karirmu dengan bijaksana. 😊
Wednesday, June 25, 2025
Menggapai Milestone di Tengah Tantangan.
Tahun ini bukanlah tahun yang mudah bagi dunia bisnis. Berbagai tantangan global, mulai dari perubahan geopolitik hingga tingginya volatilitas pasar saham, telah menjadi ujian bagi banyak pihak. Namun di tengah kondisi yang tidak pasti ini, saya bersyukur dapat mencapai salah satu tonggak penting dalam perjalanan profesional saya.
Di pertengahan tahun ini, Saya sudah memenuhi syarat untuk menjadi Anggota MDRT untuk tahun ke 2 secara berturut-turut; Million Dollar Round Table — sebuah asosiasi global yang beranggotakan para agen asuransi jiwa dan penasihat keuangan terbaik dari berbagai negara dan perusahaan. Menjadi bagian dari komunitas ini adalah sebuah kehormatan sekaligus tanggung jawab besar untuk terus memberikan layanan terbaik.
Pencapaian ini tentu bukan semata-mata hasil kerja keras pribadi. Saya ingin menyampaikan apresiasi yang sebesar-besarnya kepada para nasabah yang telah mempercayakan perlindungan dan perencanaan keuangannya kepada saya, kepada rekan bisnis atas kolaborasi yang luar biasa, serta para mentor yang tak henti memberikan arahan dan inspirasi.
Terima kasih telah menjadi bagian penting dari perjalanan ini. Semoga ke depannya saya bisa terus bertumbuh dan melayani dengan lebih baik lagi.
Di pertengahan tahun ini, Saya sudah memenuhi syarat untuk menjadi Anggota MDRT untuk tahun ke 2 secara berturut-turut; Million Dollar Round Table — sebuah asosiasi global yang beranggotakan para agen asuransi jiwa dan penasihat keuangan terbaik dari berbagai negara dan perusahaan. Menjadi bagian dari komunitas ini adalah sebuah kehormatan sekaligus tanggung jawab besar untuk terus memberikan layanan terbaik.
Pencapaian ini tentu bukan semata-mata hasil kerja keras pribadi. Saya ingin menyampaikan apresiasi yang sebesar-besarnya kepada para nasabah yang telah mempercayakan perlindungan dan perencanaan keuangannya kepada saya, kepada rekan bisnis atas kolaborasi yang luar biasa, serta para mentor yang tak henti memberikan arahan dan inspirasi.
Terima kasih telah menjadi bagian penting dari perjalanan ini. Semoga ke depannya saya bisa terus bertumbuh dan melayani dengan lebih baik lagi.
Monday, June 23, 2025
Belajar Hal Baru: Membuat Sabun dan Melatih Fleksibilitas Diri.
Untuk meningkatkan kemampuan beradaptasi dan fleksibilitas diri, saya selalu mencoba hal-hal baru di sela-sela kesibukan. Salah satu hal baru yang belum lama ini saya lakukan adalah belajar membuat sabun.
Di tengah tren hidup sehat dan meningkatnya kesadaran akan penggunaan bahan organik, membuat sabun sendiri menjadi salah satu cara untuk lebih bijak dalam mengontrol pemakaian bahan kimia. Tentu saja, semuanya tetap harus dilakukan dengan komposisi yang tepat dan sesuai takaran.
Yang membuat pengalaman ini semakin berkesan adalah karena saya belajar langsung dari Ibu Aninditya, sosok yang sebelumnya juga pernah mengajarkan saya merangkai bunga. Beliau selalu punya cara unik untuk mengaktifkan sisi otak kanan saya, yang selama ini jarang terpakai karena pekerjaan saya cenderung mengandalkan analisis dan logika (otak kiri).
Bagian yang paling menyenangkan dari proses membuat sabun ini adalah saat melihat hasil akhirnya. Dari yang awalnya hanya campuran bahan yang tampak membingungkan, melalui proses pengadukan dan pencetakan, ternyata bisa menghasilkan sesuatu yang begitu memuaskan. Saya belajar untuk bersabar dan menghargai setiap tahapan yang ada.
Pengalaman ini mengingatkan saya bahwa dalam hidup, kita sering dihadapkan pada hal-hal yang tampak sulit dan membingungkan. Namun dengan kesabaran, usaha, dan keyakinan terhadap proses - Semuanya akan indah pada waktunya. 😊
Di tengah tren hidup sehat dan meningkatnya kesadaran akan penggunaan bahan organik, membuat sabun sendiri menjadi salah satu cara untuk lebih bijak dalam mengontrol pemakaian bahan kimia. Tentu saja, semuanya tetap harus dilakukan dengan komposisi yang tepat dan sesuai takaran.
Yang membuat pengalaman ini semakin berkesan adalah karena saya belajar langsung dari Ibu Aninditya, sosok yang sebelumnya juga pernah mengajarkan saya merangkai bunga. Beliau selalu punya cara unik untuk mengaktifkan sisi otak kanan saya, yang selama ini jarang terpakai karena pekerjaan saya cenderung mengandalkan analisis dan logika (otak kiri).
Bagian yang paling menyenangkan dari proses membuat sabun ini adalah saat melihat hasil akhirnya. Dari yang awalnya hanya campuran bahan yang tampak membingungkan, melalui proses pengadukan dan pencetakan, ternyata bisa menghasilkan sesuatu yang begitu memuaskan. Saya belajar untuk bersabar dan menghargai setiap tahapan yang ada.
Pengalaman ini mengingatkan saya bahwa dalam hidup, kita sering dihadapkan pada hal-hal yang tampak sulit dan membingungkan. Namun dengan kesabaran, usaha, dan keyakinan terhadap proses - Semuanya akan indah pada waktunya. 😊
Thursday, June 19, 2025
Bukan Generasi Sandwich! Sebuah Kisah Tentang Persiapan di Usia Senja.
Seringkali kita mendengar tentang risiko hidup seperti penyakit atau masalah keuangan. Namun, pernahkah terbayang bahwa usia panjang pun bisa menjadi sebuah risiko tersendiri? Ya, risiko ini bisa berupa kesehatan yang mulai menurun, kondisi finansial yang kurang mapan, atau bahkan hubungan keluarga yang kurang harmonis. Padahal, kebahagiaan di hari tua sangat bergantung pada terpenuhinya ketiga pilar ini secara seimbang.
Ayah saya, di usianya yang ke-82, adalah contoh nyata bagaimana persiapan matang bisa mengubah segalanya. Syukurlah, kesehatan beliau masih prima dan hubungan keluarga kami pun senantiasa harmonis. Di sisi finansial, almarhumah ibu saya adalah pahlawan sejati. Beliau dengan bijak telah mempersiapkan dana hari tua. Setelah ibu berpulang, saya mengemban amanah untuk mengelola dana tersebut. Saya memilih untuk menginvestasikannya pada obligasi, yang secara rutin menghasilkan kupon bulanan. Dana inilah yang kini menjadi penopang biaya hidup ayah. Tak hanya itu, sebagian dari kupon tersebut saya sisihkan untuk membeli asuransi kesehatan bagi beliau.
Namun, tantangan tak pernah benar-benar pergi. Polis asuransi kesehatan ayah ternyata memiliki batas usia manfaat, yaitu hingga usia 80 tahun. Di usia 82 ini, ayah perlu menjalani operasi katarak pertamanya. Tentu saja, asuransi yang lama sudah tidak bisa digunakan. Untungnya, polis yang saya belikan dulu adalah polis unit link. Setelah saya periksa, ada sejumlah dana yang tersimpan di dalamnya – dan jumlahnya cukup untuk menutupi biaya operasi.
Di tengah carut-marutnya kenaikan premi dan perubahan aturan asuransi kesehatan saat ini, saya ingin menegaskan satu hal: terlepas dari profesi saya sebagai agen asuransi atau bukan (karena polis ayah saya dibeli jauh sebelum saya terjun ke industri ini), saya sungguh percaya bahwa setiap produk diciptakan dengan tujuan dan manfaatnya masing-masing. Kuncinya adalah ketelitian dan kecermatan kita dalam memahami serta memilih produk yang paling sesuai dengan kebutuhan. Dengan begitu, tidak akan ada lagi kesalahpahaman atau saling menyalahkan pihak tertentu akibat ketidakmengertian kita sendiri.
All is Well - Plan Well, Live Well. 😊😊😊
Ayah saya, di usianya yang ke-82, adalah contoh nyata bagaimana persiapan matang bisa mengubah segalanya. Syukurlah, kesehatan beliau masih prima dan hubungan keluarga kami pun senantiasa harmonis. Di sisi finansial, almarhumah ibu saya adalah pahlawan sejati. Beliau dengan bijak telah mempersiapkan dana hari tua. Setelah ibu berpulang, saya mengemban amanah untuk mengelola dana tersebut. Saya memilih untuk menginvestasikannya pada obligasi, yang secara rutin menghasilkan kupon bulanan. Dana inilah yang kini menjadi penopang biaya hidup ayah. Tak hanya itu, sebagian dari kupon tersebut saya sisihkan untuk membeli asuransi kesehatan bagi beliau.
Namun, tantangan tak pernah benar-benar pergi. Polis asuransi kesehatan ayah ternyata memiliki batas usia manfaat, yaitu hingga usia 80 tahun. Di usia 82 ini, ayah perlu menjalani operasi katarak pertamanya. Tentu saja, asuransi yang lama sudah tidak bisa digunakan. Untungnya, polis yang saya belikan dulu adalah polis unit link. Setelah saya periksa, ada sejumlah dana yang tersimpan di dalamnya – dan jumlahnya cukup untuk menutupi biaya operasi.
Di tengah carut-marutnya kenaikan premi dan perubahan aturan asuransi kesehatan saat ini, saya ingin menegaskan satu hal: terlepas dari profesi saya sebagai agen asuransi atau bukan (karena polis ayah saya dibeli jauh sebelum saya terjun ke industri ini), saya sungguh percaya bahwa setiap produk diciptakan dengan tujuan dan manfaatnya masing-masing. Kuncinya adalah ketelitian dan kecermatan kita dalam memahami serta memilih produk yang paling sesuai dengan kebutuhan. Dengan begitu, tidak akan ada lagi kesalahpahaman atau saling menyalahkan pihak tertentu akibat ketidakmengertian kita sendiri.
All is Well - Plan Well, Live Well. 😊😊😊
Subscribe to:
Posts (Atom)