Thursday, July 03, 2025

Sebuah Pilihan Tak Terduga: Dari Korporat Menuju Agen Asuransi.

Saya yakin, saat kita masih di bangku sekolah dulu, tak seorang pun dari kita – termasuk saya – yang akan menjawab "Agen Asuransi" ketika ditanya tentang cita-cita setelah dewasa. Oleh karena itu, tak heran jika banyak yang terheran-heran saat saya memutuskan untuk melangkah ke dunia agen asuransi, apalagi setelah 15 tahun berkarier di dunia korporasi.

Berbagai reaksi saya terima, seperti:
  • "Kamu yakin mau meninggalkan karier korporatmu? Kan sudah bagus!" (Mungkin mereka berpikir saya sudah gila).
  • "Gelar S2, pengalaman kerja, dan semua sertifikasimu tidak terpakai dong? Apa tidak sayang?"
  • "Jangan-jangan kamu dipecat ya dari perusahaan? Jadi tidak ada pilihan lain selain jadi agen asuransi?"
Kisah lengkapnya pernah saya bagikan dalam postingan sebelumnya. Namun, fast forward ke tahun ini, saya sudah memasuki tahun kedelapan sebagai agen asuransi, dan keyakinan saya tak pernah goyah bahwa ini adalah keputusan yang tepat. Bahkan hingga kini, masih ada saja yang bertanya, "Tidak mau kembali bekerja di korporat lagi?" atau "Berarti semua pengalaman profesional dan pendidikanmu tidak terpakai dong?".

Lebih dari Sekadar Agen Asuransi.
Justru sebaliknya! Sebagai agen asuransi, saya memiliki fleksibilitas waktu. Saya bisa menentukan target sendiri, merencanakan jadwal kerja, dan yang paling penting, bertemu dengan berbagai nasabah dari beragam latar belakang. Perjalanan karier ini bukan HANYA tentang memberikan konsultasi perencanaan keuangan (investasi dan asuransi) semata. Lebih dari itu, saya juga membantu mereka dalam berbagai hal (memberikan NILAI lebih - ProBono), seperti:
  • Menyelesaikan masalah prosedur dengan membuat dan mengajarkan flowchart yang mudah dimengerti, untuk bisnis pribadi nasabah.
  • Membangun program (coding) untuk mempermudah pendataan dan pelaporan.
  • Memberikan konsultasi terkait pembuatan prosedur dan cara memonitornya.
Dan berbagai bantuan lainnya yang disesuaikan dengan kebutuhan mereka.

Pada akhirnya, perjalanan karier adalah keputusan pribadi yang kita genggam. Pertanyaan kuncinya adalah: Apa impianmu? Dan yang terpenting, apakah pekerjaanmu saat ini benar-benar mampu membawamu selangkah lebih dekat untuk mewujudkan impian itu menjadi kenyataan? Oleh karena itu Tentukan pilihan karirmu dengan bijaksana. 😊

Wednesday, June 25, 2025

Menggapai Milestone di Tengah Tantangan.

Tahun ini bukanlah tahun yang mudah bagi dunia bisnis. Berbagai tantangan global, mulai dari perubahan geopolitik hingga tingginya volatilitas pasar saham, telah menjadi ujian bagi banyak pihak. Namun di tengah kondisi yang tidak pasti ini, saya bersyukur dapat mencapai salah satu tonggak penting dalam perjalanan profesional saya.

Di pertengahan tahun ini, Saya sudah memenuhi syarat untuk menjadi Anggota MDRT untuk tahun ke 2 secara berturut-turut; Million Dollar Round Table — sebuah asosiasi global yang beranggotakan para agen asuransi jiwa dan penasihat keuangan terbaik dari berbagai negara dan perusahaan. Menjadi bagian dari komunitas ini adalah sebuah kehormatan sekaligus tanggung jawab besar untuk terus memberikan layanan terbaik.

Pencapaian ini tentu bukan semata-mata hasil kerja keras pribadi. Saya ingin menyampaikan apresiasi yang sebesar-besarnya kepada para nasabah yang telah mempercayakan perlindungan dan perencanaan keuangannya kepada saya, kepada rekan bisnis atas kolaborasi yang luar biasa, serta para mentor yang tak henti memberikan arahan dan inspirasi.

Terima kasih telah menjadi bagian penting dari perjalanan ini. Semoga ke depannya saya bisa terus bertumbuh dan melayani dengan lebih baik lagi.

Monday, June 23, 2025

Belajar Hal Baru: Membuat Sabun dan Melatih Fleksibilitas Diri.

Untuk meningkatkan kemampuan beradaptasi dan fleksibilitas diri, saya selalu mencoba hal-hal baru di sela-sela kesibukan. Salah satu hal baru yang belum lama ini saya lakukan adalah belajar membuat sabun.

Di tengah tren hidup sehat dan meningkatnya kesadaran akan penggunaan bahan organik, membuat sabun sendiri menjadi salah satu cara untuk lebih bijak dalam mengontrol pemakaian bahan kimia. Tentu saja, semuanya tetap harus dilakukan dengan komposisi yang tepat dan sesuai takaran.

Yang membuat pengalaman ini semakin berkesan adalah karena saya belajar langsung dari Ibu Aninditya, sosok yang sebelumnya juga pernah mengajarkan saya merangkai bunga. Beliau selalu punya cara unik untuk mengaktifkan sisi otak kanan saya, yang selama ini jarang terpakai karena pekerjaan saya cenderung mengandalkan analisis dan logika (otak kiri).

Bagian yang paling menyenangkan dari proses membuat sabun ini adalah saat melihat hasil akhirnya. Dari yang awalnya hanya campuran bahan yang tampak membingungkan, melalui proses pengadukan dan pencetakan, ternyata bisa menghasilkan sesuatu yang begitu memuaskan. Saya belajar untuk bersabar dan menghargai setiap tahapan yang ada.

Pengalaman ini mengingatkan saya bahwa dalam hidup, kita sering dihadapkan pada hal-hal yang tampak sulit dan membingungkan. Namun dengan kesabaran, usaha, dan keyakinan terhadap proses - Semuanya akan indah pada waktunya. 😊

Thursday, June 19, 2025

Bukan Generasi Sandwich! Sebuah Kisah Tentang Persiapan di Usia Senja.

Seringkali kita mendengar tentang risiko hidup seperti penyakit atau masalah keuangan. Namun, pernahkah terbayang bahwa usia panjang pun bisa menjadi sebuah risiko tersendiri? Ya, risiko ini bisa berupa kesehatan yang mulai menurun, kondisi finansial yang kurang mapan, atau bahkan hubungan keluarga yang kurang harmonis. Padahal, kebahagiaan di hari tua sangat bergantung pada terpenuhinya ketiga pilar ini secara seimbang.

Ayah saya, di usianya yang ke-82, adalah contoh nyata bagaimana persiapan matang bisa mengubah segalanya. Syukurlah, kesehatan beliau masih prima dan hubungan keluarga kami pun senantiasa harmonis. Di sisi finansial, almarhumah ibu saya adalah pahlawan sejati. Beliau dengan bijak telah mempersiapkan dana hari tua. Setelah ibu berpulang, saya mengemban amanah untuk mengelola dana tersebut. Saya memilih untuk menginvestasikannya pada obligasi, yang secara rutin menghasilkan kupon bulanan. Dana inilah yang kini menjadi penopang biaya hidup ayah. Tak hanya itu, sebagian dari kupon tersebut saya sisihkan untuk membeli asuransi kesehatan bagi beliau.

Namun, tantangan tak pernah benar-benar pergi. Polis asuransi kesehatan ayah ternyata memiliki batas usia manfaat, yaitu hingga usia 80 tahun. Di usia 82 ini, ayah perlu menjalani operasi katarak pertamanya. Tentu saja, asuransi yang lama sudah tidak bisa digunakan. Untungnya, polis yang saya belikan dulu adalah polis unit link. Setelah saya periksa, ada sejumlah dana yang tersimpan di dalamnya – dan jumlahnya cukup untuk menutupi biaya operasi.

Di tengah carut-marutnya kenaikan premi dan perubahan aturan asuransi kesehatan saat ini, saya ingin menegaskan satu hal: terlepas dari profesi saya sebagai agen asuransi atau bukan (karena polis ayah saya dibeli jauh sebelum saya terjun ke industri ini), saya sungguh percaya bahwa setiap produk diciptakan dengan tujuan dan manfaatnya masing-masing. Kuncinya adalah ketelitian dan kecermatan kita dalam memahami serta memilih produk yang paling sesuai dengan kebutuhan. Dengan begitu, tidak akan ada lagi kesalahpahaman atau saling menyalahkan pihak tertentu akibat ketidakmengertian kita sendiri.

All is Well - Plan Well, Live Well. 😊😊😊

Monday, June 16, 2025

Batasan yang Membebaskan: Paradoks Kebebasan Sejati.

Apa yang terlintas di pikiran Anda saat mendengar kata "kebebasan"? Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), kebebasan adalah kemerdekaan; keadaan bebas; kemampuan untuk bertindak atau bergerak tanpa hambatan. Namun, apakah mungkin kita benar-benar bebas jika hidup tanpa aturan atau batasan?

Coba bayangkan sebuah jalan raya tanpa aturan lalu lintas. Awalnya mungkin terdengar menyenangkan—tidak ada lampu merah, batas kecepatan, atau marka jalan. Bebas, bukan? Tapi bayangkan apa yang terjadi selanjutnya. Kekacauan. Kecelakaan di mana-mana. Alih-alih merasa bebas, orang akan takut untuk keluar rumah. Dalam hal ini, justru aturanlah yang menciptakan kebebasan—bebas untuk berkendara dengan aman dan tertib.

Hal serupa berlaku dalam kehidupan:
  1. Hukum: Melindungi Kebebasan
    Tanpa hukum, tak ada jaminan keamanan. Jika setiap orang bebas melakukan apa pun tanpa konsekuensi, maka yang kuat akan menindas yang lemah. Hukum bukan musuh kebebasan, tapi pelindungnya. Ia menjaga hak setiap orang untuk hidup damai.
  2. Norma Sosial dan Etika: Menjaga Harmoni
    Kebebasan berbicara itu penting. Tapi tanpa batas, bisa berubah jadi fitnah atau ujaran kebencian. Norma dan etika memberi kita pedoman untuk mengekspresikan diri tanpa merugikan orang lain.
  3. Disiplin Diri: Jalan Menuju Kebebasan Sejati
    Ingin bebas secara finansial? Anda perlu mengatur pengeluaran dan menabung. Ingin sehat? Anda harus menahan diri dari gaya hidup tak sehat. Disiplin adalah batasan yang kita pilih sendiri demi meraih kebebasan yang lebih besar di masa depan.
Kesimpulannya: Kebebasan tanpa batas bukanlah kebebasan, melainkan potensi kehancuran. Kebebasan sejati muncul saat ada kerangka aturan yang bijak—yang melindungi, bukan membatasi secara semena-mena. Batasan bukan penghalang, melainkan fondasi agar kebebasan bisa tumbuh dan dinikmati bersama.

Bagaimana menurut Anda — masihkah kita memandang batasan sebagai lawan dari kebebasan?

Monday, June 02, 2025

Iseltwald dan Danau Brienz: Dari Lokasi Drama ke Aset Kapitalisasi.

Bagi penggemar drama Korea "Crash Landing On You" (CLOY), adegan ikonis Kapten Ri Jeong Hyeok bermain piano di tepi danau mungkin masih teringat jelas. Lokasi syuting yang memukau itu adalah Iseltwald, sebuah desa cantik yang dihiasi kejernihan Danau Brienz berwarna turquoise menawan, hasil pantulan langit biru nan cerah.

Dahulu, dermaga tersebut bisa dinikmati secara gratis. Namun, setelah CLOY tayang pada akhir 2019 dan popularitasnya meledak pasca-pandemi COVID-19, Iseltwald dibanjiri wisatawan. Untuk menjaga kelestarian lokasi dan mengurai kemacetan, pemerintah setempat menerapkan sistem reservasi, biaya masuk, dan biaya parkir.

Saat ini, untuk bisa berdiri di dermaga tersebut, Anda perlu membayar 10 CHF (sekitar Rp 200.000). Oleh karena itu, saya memilih untuk berfoto di depannya, tanpa masuk ke dermaga. 😅

Fenomena ini adalah contoh nyata bagaimana sebuah lokasi wisata, yang tadinya dapat diakses secara bebas, bertransformasi menjadi Aset yang dikapitalisasi. Artinya, potensi ekonominya dioptimalkan melalui pengelolaan yang terstruktur dan berbayar.

Memahami Aset: Mobil Sebagai Contoh
Konsep aset sendiri seringkali disalahpahami. Pernahkah Anda mendengar seseorang ingin menjual "aset"-nya, yaitu mobil? Dalam konteks tertentu, mobil bisa menjadi aset, namun dalam situasi lain, ia justru bisa menjadi beban. Apa bedanya?

Aset Tetap (Mobil Produktif): Jika mobil digunakan sebagai alat transportasi untuk bisnis, seperti taksi online, maka mobil tersebut adalah aset tetap. Ia menghasilkan pendapatan atau nilai ekonomis bagi pemiliknya.

Liabilitas (Mobil Konsumtif): Sebaliknya, jika mobil dibeli semata-mata untuk keperluan pribadi dan tidak menghasilkan pemasukan, maka ia cenderung menjadi liabilitas atau beban. Ia justru mengeluarkan biaya untuk perawatan, bahan bakar, dan depresiasi nilai tanpa menghasilkan keuntungan.

Melihat contoh ini, pertanyaan pentingnya adalah: Apakah Anda sudah mengumpulkan aset masa depan yang benar? Pahami perbedaan antara aset yang benar-benar menghasilkan nilai dan liabilitas yang justru menguras kantong Anda.

PS: Ingin mengoptimalkan Aset Anda? silahkan chat saya untuk konsultasi gratis. 😊

Wednesday, May 28, 2025

Pekerjaan dan Impian: Menjelajah Hallstatt.

Hallstatt, Austria. Sebulan lalu, saya berdiri di sana, di tepi "Danau Cermin" yang begitu tenang dan jernih hingga memantulkan megahnya pegunungan di sekelilingnya. Konon, keindahan Hallstatt inilah yang menginspirasi Kerajaan Arendelle dalam film animasi Frozen. Momen ini bukan tentang tren "kabur dulu" yang belakangan populer, pun bukan perjalanan dinas atau piknik pribadi seperti yang pernah dilakukan sebelumnya. Kali ini, saya ada di sana sebagai penghargaan atas pencapaian target kerja tahun lalu.

Awalnya, gagasan untuk meniti karier sebagai Agen Asuransi terasa asing bagi saya. Saya seorang introvert, tidak punya pengalaman marketing, dan hanya bicara bila perlu. Bertemu orang baru? Itu tantangan besar. Lalu, bagaimana semua ini bisa berubah?

Kekuatan Impian dan Sistem Penggerak Diri
Perubahan ini berawal dari sebuah impian: ingin berada dalam kondisi seperti apa di masa depan, dan apa saja yang ingin saya nikmati. Impian ini mengaktifkan apa yang disebut Retriculation Activation System (RAS - Baca buku "The Answer") dalam pikiran saya. RAS inilah yang kemudian mendorong pikiran untuk terus mencari cara mewujudkan impian tersebut.

Ini bukan jalan instan. Perjalanan ini penuh ketidaknyamanan, tidak mudah, namun justru memberikan energi yang luar biasa untuk terus bergerak maju menuju tujuan. Tujuh tahun berlalu, dan akhirnya saya berhasil. Tak hanya itu, saya mulai menemukan sebuah pola: mengapa seseorang yang berhasil cenderung terus mencapai kesuksesan. Pola inilah yang menjadi jawaban atas pertanyaan besar itu.

Bagaimana menurut teman-teman? Apakah kalian juga pernah merasakan hal yang sama?
Latepost: 02.05.25