Don't Judge the Book by its cover - pernyataan yang selalu jadi pembelaan jika ada yang memberikan masukan buat saya, "kamu harus pakai lipstick, atau make up, biar keliatannya lebih segar"; Atau "mestinya kamu pakai baju yang model begini, begitu" hehe..
Buat beberapa kaum hawa memang kadang-kadang memakai make up atau pemilihan busana itu bisa menjadi hal yang ribet. Dan dirasa banyak menghabiskan Waktu.
Namun apa yang dikatakan David J. Schwartz, seorang coach dan penulis, dalam bukunya "The Magic of Thinking Big": "Look Important - It helps you think important. Rule: Remember your appearance "Talks". -- Keliatan penting akan menolong Anda berpikir Anda itu Penting. Aturan: Ingat penampilan Anda berbicara.
Menghargai diri terlihat dalam segala hal yang kita lakukan. Mari kita fokuskan perhatian kita sekarang pada beberapa cara spesifik yang dapat kita lakukan untuk meningkatkan harga diri dan dengan demikian mendapatkan lebih banyak rasa hormat dari orang lain.
Pastikan cara berpakaian Anda mencerminkan hal-hal positif tentang Anda. Jangan pernah meninggalkan rumah tanpa merasa yakin bahwa Anda adalah tipe orang yang Anda inginkan.
Biaya untuk menjadi Rapi tidaklah selalu mahal. Berpakaianlah dengan benar; itu selalu berarti.
Tuesday, June 25, 2024
Tuesday, June 18, 2024
Daur Ulang.
Mendaur ulang dilakukan untuk mengatasi permasalahan sampah unorganik. Sejak dua tahun lalu gerakan mengumpulkan sampah untuk didaur ulang telah dilakukan di lingkungan perumahan kami.
Daur ulang adalah proses memisahkan sampah plastik, kertas, kardus, kaleng, beling, tetrapack, dan berbagai jenis lainnya lalu menjadikan sesuatu yang sudah tidak bermanfaat menjadi bermanfaat kembali dalam bentuk yang lain.
Kita semua pernah membuat kesalahan, kadang perasaan bersalah itu membuat kita merasa tidak bermanfaat. Daur ulang seperti diberi kesempatan kedua untuk menjadi baru lagi, mungkin tidak hanya kedua, tapi ketiga, keempat, kelima dan seterusnya, memberi kesempatan untuk bisa menata kembali hati dan pikiran kita untuk kembali berkinerja lagi.
Dengan adanya proses "Daur Ulang", seharusnya memberi kita keberanian untuk mencoba banyak hal baru, berbuat kesalahan, dan selalu ada kesempatan untuk memperbaiki dan menjadi lebih baik.
Daur ulang adalah proses memisahkan sampah plastik, kertas, kardus, kaleng, beling, tetrapack, dan berbagai jenis lainnya lalu menjadikan sesuatu yang sudah tidak bermanfaat menjadi bermanfaat kembali dalam bentuk yang lain.
Kita semua pernah membuat kesalahan, kadang perasaan bersalah itu membuat kita merasa tidak bermanfaat. Daur ulang seperti diberi kesempatan kedua untuk menjadi baru lagi, mungkin tidak hanya kedua, tapi ketiga, keempat, kelima dan seterusnya, memberi kesempatan untuk bisa menata kembali hati dan pikiran kita untuk kembali berkinerja lagi.
Dengan adanya proses "Daur Ulang", seharusnya memberi kita keberanian untuk mencoba banyak hal baru, berbuat kesalahan, dan selalu ada kesempatan untuk memperbaiki dan menjadi lebih baik.
Saturday, June 01, 2024
Terkadang Niat Awal Terlupakan.
Hari Sabtu libur (Hari Lahir Pancasila), yang biasanya merupakan Hari berkantor saya. Di Waktu luang itu saya membaca buku yang merupakan pemberian seorang Teman, dari Our Daily Bread Ministries, berjudul ,The Race: How to Live and Finish Well, karya Robert M. Solomon.
Kisah awal dari bab 2 membuat saya merenung mendalam - berikut adalah terjemahan bebasnya:
Clovis Chappell, seorang pendeta Metodis dari abad lalu, menceritakan kisah tentang dua Kapal Pengangkut barang menyusuri sungai di bagian selatan Amerika Serikat. Mereka meninggalkan Memphis, sebuah kota di sepanjang Sungai Mississipi, pada waktu yang hampir bersamaan. Saat perahu-perahu itu berlayar menyusuri Sungai Mississipi menuju New Orleans, para pelaut dari satu kapal mencemooh para pelaut di kapal lain, mengejek kecepatan siput mereka.
Saling bertukar kata-kata. Tantangan pun dibuat. Dan perlombaan pun dimulai. Persaingan menjadi sengit saat kedua Kapal itu melaju menyusuri Sungai Mississipi.
Satu perahu mulai tertinggal karena kehabisan bahan bakar. Mereka punya banyak batu bara untuk perjalanan, tapi tidak cukup untuk balapan. Saat kapalnya melambat, seorang pelaut muda mengambil sebagian kargo kapal dan melemparkannya ke dalam oven. Para pelaut mengisi bahan bakar kapal mereka dengan kargo yang ditugaskan untuk mereka angkut. Mereka akhirnya memenangkan perlombaan tetapi membakar kargo mereka.
Tuhan juga telah mempercayakan kargo kepada kita: Anak-anak, pasangan, teman-teman. Tugas kita adalah melakukan bagian kita agar kargo ini mencapai tujuannya. Namun berapa banyak orang yang tidak pernah mencapai tujuan ini karena sifat kompetitif yang agresif? Berapa banyak kargo yang kita korbankan demi mencapai nomor satu? Dalam perlombaan untuk sukses, kita sering lupa bahwa keluarga dan sesama itu lebih penting.
Jangan salah pilih perlombaan hidup dan membiarkan ambisi menghilangkan fokus Anda!
"It's not what's happening to you now or what has happened in your past that determines who you become. Rather, it's your decisions about what to focus on, what things mean to you, and what you're going to do about them that will determine your ultimate destiny. -- Anthony Robbins.
Kisah awal dari bab 2 membuat saya merenung mendalam - berikut adalah terjemahan bebasnya:
Clovis Chappell, seorang pendeta Metodis dari abad lalu, menceritakan kisah tentang dua Kapal Pengangkut barang menyusuri sungai di bagian selatan Amerika Serikat. Mereka meninggalkan Memphis, sebuah kota di sepanjang Sungai Mississipi, pada waktu yang hampir bersamaan. Saat perahu-perahu itu berlayar menyusuri Sungai Mississipi menuju New Orleans, para pelaut dari satu kapal mencemooh para pelaut di kapal lain, mengejek kecepatan siput mereka.
Saling bertukar kata-kata. Tantangan pun dibuat. Dan perlombaan pun dimulai. Persaingan menjadi sengit saat kedua Kapal itu melaju menyusuri Sungai Mississipi.
Satu perahu mulai tertinggal karena kehabisan bahan bakar. Mereka punya banyak batu bara untuk perjalanan, tapi tidak cukup untuk balapan. Saat kapalnya melambat, seorang pelaut muda mengambil sebagian kargo kapal dan melemparkannya ke dalam oven. Para pelaut mengisi bahan bakar kapal mereka dengan kargo yang ditugaskan untuk mereka angkut. Mereka akhirnya memenangkan perlombaan tetapi membakar kargo mereka.
Tuhan juga telah mempercayakan kargo kepada kita: Anak-anak, pasangan, teman-teman. Tugas kita adalah melakukan bagian kita agar kargo ini mencapai tujuannya. Namun berapa banyak orang yang tidak pernah mencapai tujuan ini karena sifat kompetitif yang agresif? Berapa banyak kargo yang kita korbankan demi mencapai nomor satu? Dalam perlombaan untuk sukses, kita sering lupa bahwa keluarga dan sesama itu lebih penting.
Jangan salah pilih perlombaan hidup dan membiarkan ambisi menghilangkan fokus Anda!
"It's not what's happening to you now or what has happened in your past that determines who you become. Rather, it's your decisions about what to focus on, what things mean to you, and what you're going to do about them that will determine your ultimate destiny. -- Anthony Robbins.
Subscribe to:
Posts (Atom)