Sunday, November 17, 2024

Selling Without Talking!

Menjual tanpa berbicara tentang produk yang dijual. Buat beberapa orang mungkin menjual adalah suatu momok. Aspek ketakutannya dimulai dari alasan berikut:
  • Saya itu introvert tidak bisa berjualan/menawarkan barang
  • Hmmm, ngga tau gimana cara memulai pembicaraannya
  • Ah nanti ditolak sama calon klien gimana? nanti malah dijauhi sama teman-teman gimana?
Hal yang sama juga saya alami Ketika pertama kali saya memasuki Industri Asuransi.

Beberapa hari yang lalu, saya mendapat Telpon dari seorang Nasabah, meminta saya ke rumahnya. Singkat cerita, saya bertemu dengan sang nasabah, lalu mendiskusikan permasalahannya dan ingin membeli Produk Warisan yang Ahli Warisnya adalah Anak Tunggalnya. Saya memberikan solusi dan Deal dengan budget yang sudah dipersiapkan oleh Nasabah.

Dikasus yang lain saya mendapat referensi dari seorang nasabah, yang beberapa bulan yang lalu terdiagnosa sakit kanker. Saat ini pengobatan dan kemoterapi masih berjalan, dan beberapa klaim biaya Kemoterapi sudah dibayarkan. Beliau mengatakan keponakannya ingin memiliki Asuransi Kesehatan yang sama.

Di satu sisi Menjual itu akan terasa susah buat sebagian orang, namun banyak kasus para Top Sales bisa saja mendapat Deal dengan mudah. Jadi apa rahasianya supaya berhasil menjual? Sebuah kutipan dari Zig Ziglar - "If People like you, they will listen to you, but if they trust you, they'll do business with you". Diterjemahkan bebas, "Jika orang menyukai Anda, mereka akan mendengarkan Anda, tetapi jika mereka mempercayai Anda, mereka akan berbisnis dengan Anda".

Artinya untuk terjadinya suatu transaksi (Tukar menukar) baik materi ataupun pemikiran/ide, Hubungan baik antar sesama menjadi sangat penting. Bagaimana orang akan menyukai Anda, jika mereka tidak mengenal Anda. Bagaimana orang bisa percaya kepada Anda, jika tidak pernah berinteraksi dengan Anda? Jadi banyak hal (bukan hanya "Jualan") akan menjadi lebih mudah, jika kita mempunyai hubungan baik dengan banyak orang.

Bagaimana pendapat Anda?

Sunday, November 10, 2024

Tahukan Anda bahwa penyakit juga dapat muncul dari pikiran?

Berikut adalah kutipan dari buku "Letting Go" - David R. Hawkins:

Inilah dinamika di balik penyakit. Mekanisme-mekanisme ini berjalan melalui perubahan-perubahan yang ditimbulkan pikiran dalam aliran energi dari system bio-energi dan melalui limpahan energi yang tertekan ke dalam system saraf otonom.

Pikiran ini sangat kuat karena memiliki level vibrasi yang tinggi. Sebuah pikiran sebenarnya dalah "Sesuatu"; ia memiliki pola energi. Semakin banyak energi yang kita berikan padanya, semakin banyak kekuatan yang dimilikinya untuk memanifestasikan dirinya secara fisik.

Kekuatan pikiran atas tubuh ditunjukkan oleh riset klinis. Misalnya, dalam satu studi, sekelompok perempuan diberitahu bahwa mereka akan diberi suntikan hormon untuk membuat periode menstruasi mereka maju dua minggu lebih awal. Sebenarnya, mereka hanya diberi suntikan garam placebo (Bohong-bohongan). Meskipun demikian, lebih dari 70% perempuan mengalami ketegangan pra-menstruasi lebih awal dengan semua gejala fisik dan psikologis. Dan juga ada serangkaian eksperimen lainnya.

Sir John Eccles, pemenang Nobel, menyatakan bahwa setelah studi seumur hidup, menjadi jelas bahwa otak bukanlah asal-mulai pikiran, seperti yang diyakini sains dan kedokteran, melainkan sebaliknya. Pikiran mengendalikan otak, yang bertindak sebagai stasiun penerima, seperti switchboard yang menerima bentuk-bentuk pikiran dan kemudian menerjemahkannya ke dalam fungsi syaraf dan penyimpanan memori.

Misalnya, hingga saat ini diyakini bahwa gerakan-gerakan otot berasal dari korteks motorik otak. Tetap sekarang, seperti yang dilaporkan oleh Eccles, niat bergerak dicatat oleh area motorik tambahan disebelah korteks motorik. Oleh karena itu, otak diaktivasi oleh niat pikiran dan bukan sebaliknya.

Setelah mengetahui Fakta ini bahwa Meskipun pikiran dapat memicu penyakit, tidak semua penyakit disebabkan oleh pikiran. Bagaimana Anda akan mengendalikan Pikiran?

Sunday, October 20, 2024

What Will You Be Remembered For?

It's often only when we're faced with a crisis that we truly contemplate certain aspects of life. I remember one such moment on my birthday eleven years ago. I took a day off for a medical checkup, which included an ultrasound of my stomach. The doctor discovered a mass near my uterus. Confused, I asked what she meant. She explained that a mass could be a tumor, but she couldn't determine whether it was benign or malignant. I underwent further tests to find out. As I awaited the results, it felt like my world was crumbling. Suddenly, everything seemed to slow down. Questions raced through my mind: What if it's malignant? Do I only have three months left? Have I done enough for my family, friends, and community? Sadly, at that time the only answer I could come up with was that I'd been consumed by work since graduating from university.

Have you ever considered how people will remember you after you're gone? What kind of legacy would you like to leave for your children, family, or community? What testimony would you hope to hear from your friends, children, or grandchildren on your 80th birthday? Even if that seems too far away, for those still in their prime, what legacy would you like to leave at your last workplace before moving on to new opportunities?

Fortunately, my test result turned out all good, nothing that need to be worried about. From that moment, I changed my life goals right away, and I am happy I realised it before all are too late.

Sunday, October 13, 2024

Bunga berkembang di Lingkungan yang Tepat.

Bayangkan benih bunga yang kecil, rapuh, dan mudah diabaikan. Namun, jika ditanam dalam kondisi yang tepat — sinar matahari yang hangat, tanah yang subur, dan curah hujan yang cukup — benih itu dapat berkembang menjadi bunga yang indah dan mempercantik taman.

Demikian pula, orang dapat berkembang jika berada di lingkungan yang tepat. Lingkungan ini bukan hanya tentang lokasi fisik, tetapi juga meliputi:
  • Hubungan yang mendukung: Teman, keluarga, dan mentor yang mendorong, mengangkat, dan percaya kepada Anda.
  • Peluang untuk berkembang: Pekerjaan, pendidikan, dan pengalaman yang memungkinkan Anda untuk belajar, berkembang, dan mencapai potensi penuh Anda.
  • Rasa memiliki: Komunitas tempat Anda merasa diterima, dihargai, dan terhubung dengan orang lain.
  • Keseimbangan yang sehat: Waktu untuk istirahat, relaksasi, dan mengejar minat di luar pekerjaan.
Sama seperti bunga yang membutuhkan sinar matahari untuk tumbuh, orang membutuhkan dukungan dan dorongan untuk berkembang. Jika kita dikelilingi oleh pengaruh positif dan memiliki sumber daya yang kita butuhkan, kita dapat berkembang dan mencapai tingkat yang lebih tinggi. Setuju? 😉😉😉

Saturday, October 12, 2024

Salahkah memakai koneksi untuk sukses?

Mungkin topik yang akan saya bahas kali ini agak kontroversi, yaitu mengenai menggunakan pengaruh Keluarga (orang tua, saudara atau keluarga lainnya) untuk meningkatkan karier. Seringkali kita mendengar komentar seperti berikut:
  • "Iyalah dia sukses, karena bapaknya sudah memberikan modal dan fasilitas ..."
  • "Pantes saja dia bisa maju, karena relasi orang tuanya yang ... "
  • "Wajar saja dia berhasil, karena pamannya yang berpengalaman langsung membimbingnya ..."
dan banyak lagi.

Di satu sisi, tidak dapat disangkal bahwa memiliki orang tua atau anggota keluarga yang memiliki koneksi yang luas dapat memberikan keuntungan. Keuntungan tersebut dapat mencakup akses ke Jaringan orang-orang yang berpengaruh dalam perusahaan atau institusi, Peluang mendapat bimbingan, atau pun dukungan Finansial yang dapat mendorong kemajuan karier.

Walaupun begitu, ada juga yang sudah menggunakan pengaruh tersebut tetapi tidak menjadikan orang tersebut sukses. Contohnya Bisnis yang sudah dirintis oleh generasi pertama, tapi menjadi bangkrut di generasi ketiga. Contoh lainnya, seseorang terlahir di keluarga kaya tetapi terlalu dimanja sehingga tidak memiliki motivasi dan bakat yang diperlukan untuk memanfaatkan peluang yang dimiliki. Kondisi ini membuat mereka menyia-nyiakan sumber daya yang ada, lalu menjadi puas diri, dan akhirnya juga tidak membawa kemajuan karier.

Ini menunjukkan bahwa mengandalkan Pengaruh Keluarga saja tidak efektif untuk meningkatkan karier. Hal tersebut dapat menimbulkan rasa berhak, yang berujung pada kurangnya kemandirian dan motivasi. Selain itu, jika karier seseorang dibangun atas koneksi dan bukan prestasi, kariernya bisa rapuh dan rentan terhadap perubahan keadaan.

Pada akhirnya, karier yang paling sukses sering kali dibangun atas kombinasi bakat, kerja keras, dan jaringan strategis. Meskipun pengaruh orang tua dan keluarga tentu saja dapat menjadi faktor menambah keuntungan, hal itu seharusnya bukan satu-satunya penentu keberhasilan profesional seseorang.

Bagaimana menurut Anda?

Sunday, October 06, 2024

Mau Sukses dengan Mudah, bisa?

Sering kali kita merasa terinspirasi dengan cerita "From Zero to Hero", yang tadinya bukan siapa-siapa, mungkin sangat miskin, menderita atau dibully, lalu melalui kerja keras akhirnya menjadi Sukses, Kaya dan Terkenal.

Umumnya cerita seperti itulah yang digemari banyak orang. Lalu apakah untuk mencapai sukses selalu melibatkan penderitaan dan kerja keras ekstrem? Saya pikir Konsep "Kerja Keras" itu relatif dan bisa berbeda-beda bagi setiap orang.

Setelah saya renung-renungkan lagi, bisa saja sukses tanpa harus bersusah payah (bukan berarti diam saja, tetap melakukan usaha) - ini alasannya:
  • Kecerdasan Emosional (EQ) : Salah satu karakter yang dimiliki oleh orang sukses adalah mampu mengelola emosi, membangun hubungan baik, dan mengambil keputusan yang tepat. Hal ini seringkali mendatangkan peluang baik kepada mereka.
  • Kreativitas dan Inovasi : Orang-orang kreatif sering kali menemukan solusi yang unik untuk masalah yang ada. Inovasi mereka bisa membawa mereka pada kesuksesan yang tidak terduga.
  • Networking : Membangun jaringan yang luas dan kuat dapat membuka banyak pintu peluang. Koneksi yang baik bisa mempercepat pencapaian tujuan.
  • Mentorship : Memiliki mentor yang berpengalaman bisa memberikan bimbingan dan dukungan yang sangat berharga, sehingga menghindari mereka dari berbuat kesalahan yang tidak perlu.
  • Keberuntungan : Faktor X yang tidak terduga. Terkadang, berada di tempat yang tepat pada Waktu yang tepat bisa mengubah segalanya.
Meskipun kerja keras adalah salah satu faktor penting dalam mencapai kesuksesan, itu bukan satu-satunya faktor. Ada banyak cara lain untuk mencapai kesuksesan, seperti mengembangkan kecerdasan emosional, kreativitas, dan jaringan yang kuat. Yang terpenting adalah memiliki tujuan yang jelas, konsisten dalam mengejarnya, dan terus belajar dan berkembang.

Bagaimana menurut pendapat Anda?

Monday, September 30, 2024

Letting Go - Dr. Hawkins.

Apakah Anda pernah mengalami salah satu hal berikut:
  1. Merasa memiliki kapasitas dan kemampuan, namun hasil pencapaiannya tidak sesuai dengan yang diharapkan.
  2. Sudah menjaga gaya hidup dan pola makan, mengapa tetap saja mengalami sakit.
  3. Merasa hidup Anda tidak mengalami kemajuan, stagnant dan begitu-begitu saja.
  4. Merasa hidup ini sulit sekali buat Anda jalani, selalu ada rintangan yang menghadang dalam mencapai sesuatu.
  5. Mengalami sulit untuk memulai sesuatu, takut gagal.
dan mungkin banyak lagi hambatan lainnya. Padahal Anda sudah berusaha dan bekerja keras, namun hasilnya tetap tidak memuaskan. Jika jawabannya adalah iya, saya sangat merekomendasikan untuk membaca buku ini.

Saya direkomendasikan untuk membaca buku ini, karena saya juga mengalami hal-hal yang disebut di atas. Saya menemukan banyak pencerahan dalam perjalanan membaca buku ini. Banyak hal yang saya pikir bukan masalah, namun itu lah yang sebenarnya menjadi penghambat jalannya pengembangan diri.

Buku Letting Go adalah sebuah buku yang menjelaskan cara paling efektif untuk menyirnakan berbagai hambatan batin menuju pencerahan. Buku ini ditulis oleh Dr. Hawkins. Beliau didera puluhan penyakit kronis yang tak tersembuhkan oleh metode medis, Dr Hawkins memasrahkan semua penyakitnya hingga satu per satu sirna. Hampir semua penyakit fisik dan mental yang disebabkan oleh emosi-emosi negatif yang terpendam di alam Bawah-sadar. Ketika emosi-emosi itu dilepaskan melalui sikap pasrah, kesembuhan pun terjadi dengan sendirinya.

Jika Anda telah mengikuti banyak program pemberdayaan-diri dan jalan spiritual tetapi masih merasa menderita, berhentilah sejenak, baca buku ini agar tahu penyebabnya. Dr. Hawkins, seorang scientist dan mistikus modern, akan memandu Anda menyelam ke dalam diri, untuk menemukan kebahagiaan sejati yang merupakan hakikat jiwa setiap manusia.